Siapa Penghuni Asli Kota Madinah Dulu dan Mengapa Dinamakan Yatsrib?
Kota Madinah merupakan kota tua yang dihuni peradaban silih berganti
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Secara geografis, Madinah terletak di tengah-tengah Kawasan Hijaz yang meliputi Kerajaan Arab Saudi bagian barat.
Posisinya berada sekitar 625 meter dari atas permukaan laut. Lokasinya tidak begitu jauh dari pesisir Laut Merah. Bila ditarik garis lurus, jaraknya dengan tepi pantai sejauh 150 kilometer (km). Pelabuhan terdekat ialah Bandar Yanbu, yang berada 221 km arah barat daya kota tersebut.
Tak ubahnya kota-kota di sekujur Semenanjung Arabia, Madinah memiliki iklim gurun yang kering. Suhu udaranya bercirikan panas yang tinggi dengan interval antara 30 hingga 45 derajat Celsius. Namun, suhu udara setempat menurun cukup drastis tatkala musim dingin, yakni antara 10 hingga 25 derajat Celsius.
Antara Madinah dan Makkah terbentang jarak 430 km. Seperti halnya kota tempat kelahiran Nabi SAW itu, Madinah juga memiliki sejarah yang panjang.
Dalam buku Sejarah Kota Madinah Munawwarah dan Tempat-Tempat Bersejarahnya yang diterbitkan Pusat Riset dan Penelitian Ilmiah Kerajaan Arab Saudi disebutkan, riwayat kota tersebut bermula sejak beberapa masa pascabanjir besar yang melanda umat Nabi Nuh alaihissalam.
Para pakar sejarah menyatakan, pendiri Madinah bernama Yastrib. Tak mengherankan bila kota itu disebut Yastrib sebelum Rasulullah SAW mengubahnya menjadi Madinah. Yastrib dipercaya sebagai seorang keturunan Nabi Nuh alahissalam dari generasi keenam atau kedelapan. Kabilah yang dipimpinnya ialah A'bil.
Dari masa ke masa, penghuni kota tersebut tidak hanya berasal dari kalangan Bani A'bil, tetapi juga masyarakat lain. Mereka datang ke sana baik secara berkelompok maupun sendiri-sendiri.
Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel
Lama-kelamaan, Kabilah A'bil tidak dapat bersaing dengan orang-orang A'maliq, para pendatang yang sukses mengolah kebun-kebun setempat.
Beberapa abad sebelum Masehi (SM), ada sejumlah kerajaan yang menguasai Madinah. Di antaranya adalah Negeri Ma'in, Saba, dan Kaldaniyin. Keberadaan Madinah bukanlah sesuatu yang asing bagi para ahli sejarah dan geografi dari era Yunani Kuno.
Klaudius Ptolemaeus, seorang ahli geografi kelahiran Iskandariah, Mesir, yang hidup pada abad kedua menyebutkan keadaan suatu kota di dekat pesisir barat Arab yang disebutnya Iathrippa (Yathrib). Begitu pula dengan manuskrip-manuskrip peninggalan Stephanus Byzantium pada abad keenam.