Kisah Pria Tua yang Selamat dari Sergapan Dua Jin Anak Buah Nabi Sulaiman, Ini Sebabnya
Sedekah bisa menyelamatkan dari malapetaka yang mengintai seseorang
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah kisah yang mengajarkan tentang keutamaan sedekah. Karena gemar bederma, seorang pria selamat dari bahaya yang mengancam. Padahal, waktu itu dirinya pun mengalami kesulitan harta.
Lelaki yang dimaksud hidup pada zaman Nabi Sulaiman alaihissalam. Ia tinggal bersama istri dan anak-anaknya yang masih kecil. Di samping rumahnya, ada sebuah pohon besar dan rindang. Banyak burung yang hinggap dan bersarang di atas pohon rimbun tersebut.
Dalam kitab Tanqihul Qaulil Hatsits karya Syekh Nawawi al-Bantani, disebutkan pada suatu hari, sang istri memintanya untuk memanjat pohon itu dan mengambil telur dari sarang burung merpati. Telur itu akan dijadikannya makanan bagi anak-anak mereka. Laki-laki itu pun lantas melakukannya.
Tak lama kemudian, induk merpati kembali ke sarangnya. Betapa terkejutnya ia mendapati telur-telurnya telah raib. Burung tersebut lantas mencium aroma masakan dari arah dapur rumah sekitarnya. Akhirnya hewan itu menyadari, seseorang dari rumah tersebut telah mengambil telur-telurnya, bahkan memasaknya.
Induk merpati tersebut segera pergi untuk menghadap baginda Nabi Sulaiman AS. Sambil tersedu-sedan, sang induk menuturkan kejadian tersebut. Raja yang juga utusan Allah SWT itu lantas memanggil laki-laki itu dan menyuruhnya bertobat.
Setelah mengakui kesalahannya, pria tersebut berjanji kepada Nabi Sulaiman untuk tidak akan mengulangi perbuatannya itu.
Beberapa hari kemudian, makanan di rumahnya habis. Istrinya lagi-lagi memintanya untuk mengambil telur merpati di atas pohon. "Aku tidak mau melakukannya. Sebab, Nabi Sulaiman telah melarangku untuk mengambil telur burung itu," kata lelaki tersebut.
"Apa menurutmu Nabi Sulaiman peduli pada keadaan dirimu atau merpati itu? Dia terlalu sibuk mengurus kerajaannya yang besar!" sanggah sang istri.
"Bukan begitu," jawab sang suami, "Aku telah bersalah karena mengambil telur merpati itu." Namun, istrinya terus saja membujuknya agar mau mengambil telur burung merpati lagi. Akhirnya lelaki itu mengalah.
Ia pun memanjat pohon di samping rumahnya dan mencomot telur-telur merpati dari sarang. Beberapa saat kemudian, induk merpati pulang ke sarangnya. Ia sangat kaget dan sedih karena telur-telur yang akan dieraminya sudah lenyap.
Maka induk merpati kembali menemui Nabi Sulaiman alaihissalam untuk mengadukan kejadian itu. Mendengarnya, Nabi Sulaiman pun menjadi gusar. Kali ini, putra Nabi Dawud alaihissalam itu tidak memanggil lagi si pelaku.
Baca juga: 6 Fakta Seputar Saddam Hussein yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Anti Israel
Beliau menyuruh dua setan untuk segera menghadap kepadanya. Satu setan berasal dari penjuru timur bumi, sedangkan yang lain dari ujung barat.
''Kalian berdua saya tugaskan untuk menjaga pohon besar tempat burung merpati ini bersarang. Begitu lelaki dari rumah samping pohon itu mengambil telur merpati ini, kalian harus meringkusnya. Pegang kedua kakinya, jatuhkan ia dari atas pohon!" demikian instruksi Nabi Sulaiman. Kedua makhluk dari bangsa jin itu bergegas pergi. Demi melaksanakan perintah, mereka pun menjaga pohon itu siang-malam.
Beberapa waktu kemudian, burung merpati itu bertelur lagi. Saat sedang mencari makan, sarang di atas pohon itu tampak kosong tak terjaga. Melihat itu, lelaki tersebut segera bersiap memanjat pohon.
Belum sampai tangannya meraih tangga, lelaki itu mendengar pintu rumahnya diketuk. Ternyata ada seorang pengemis tua yang mendatanginya untuk meminta makan. Pengemis itu tampak sangat kepayahan, tubuhnya kurus kering, dengan pakaian yang compang-camping dan kusam.
"Kami tidak punya apa-apa, maafkan," kata sang istri. Namun, lelaki itu teringat ada sekerat roti yang tersisa di dapur. Itulah makanan terakhir di dalam rumah ini. Ia pun memberikannya kepada si pengemis.
Wajah peminta-minta itu berubah cerah. Sambil terus mengucapkan terima kasih, pengemis itu pun pergi. "Jangan khawatir, kita masih bisa makan telur burung merpati yang akan kuambil dari sarangnya di atas pohon!" ujar sang suami sebelum sang istri mendebatnya.
Lelaki itu kemudian memanjat pohon besar di samping rumahnya. Ia segera mengambil beberapa telur di sarang yang ditinggalkan induk burung merpati. Dengan telur itu, ia dan keluarganya dapat makan untuk sehari.
Pulanglah sang ibu merpati ke sarangnya. Ia sangat kesal karena lelaki itu lagi-lagi mengambil telurnya. Perasaannya bercampur kecewa karena kedua jin yang ditugaskan Nabi Sulaiman ternyata tidak menjalankan perintah baginda.
Maka induk merpati itu kembali menghadap Nabi Sulaiman dan mengadukan kejadian tersebut kepadanya. Nabi Sulaiman bertambah marah. Kedua setan yang diberi tugas menjaga pohon itu dipanggilnya.
"Kalian berdua telah berkhianat!" seru Nabi Sulaiman. "Kami sama sekali tidak mengkhianatimu!" jawab para setan itu serempak.
"Kami berdua siang-malam selalu menjaga pohon itu dan sarang burung merpati ini," ujar salah satu jin itu. Namun, ketika lelaki itu akan memanjat pohon, datanglah seorang pengemis mengetuk pintu rumahnya. Lelaki itu memberikan sekerat roti kepada pengemis tersebut.
"Begitu ia memanjat pohon, kami berdua hendak menahannya. Tiba-tiba dua malaikat datang kepada kami. Yang satu melemparku ke arah terbitnya matahari dan meninjuku terus menerus hingga aku tak berdaya. Yang lainnya melemparkan kawanku ini ke arah tenggelamnya matahari dan membuatnya tidak berdaya," kata si setan menjelaskan.
Nabi Sulaiman pun menyadari bahwa kedua jin itu tidak bermaksud ingkar terhadap perintahnya. Mereka hanya tidak mampu karena malaikat terlebih dahulu mencegah keduanya. Sedekah telah menyelamatkan orang tua tersebut dari sergapan jin yang diutus Nabi Sulaiman.