7 Keutamaan Lailatul Qadar, Malam Penuh Kemuliaan

Ibadah saat lailatul qadar pahalanya setara dengan beribadah seribu bulan.

ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Umat muslim menunaikan Shalat Qiyamul Lail saat beritikaf pada sepuluh malam terakhir Ramadhan 1444 H di Masjid Habiburrahman, Jalan Kapten Tata Natanegara, Cicendo, Kota Bandung, Rabu (12/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya Bulan Suci Ramadhan, umat muslim melakukan Itikaf untuk meraih malam kemuliaan (Lailatul Qadar) dengan membaca Alquran, Shalat Tahajud dan berzikir. 7 Keutamaan Lailatul Qadar, Malam Penuh Kemuliaan
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh dengan kemuliaan. Pada malam ini juga, Allah akan melipatgandakan pahala hamba-Nya yang beribadah di malam Lailatul Qadar.

Sebagaimana disebutkan dalam Alquran: "Sesungguhnya Kami menurunkannya (Alquran) pada malam Lailatul Qadar. Tahukah kamu, apakah malam Qadar itu? Malam Qadar adalah lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, (membawa segala urusan), (seluruh malam itu) sejahtera sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr (97) ayat 1 - 5).

Baca Juga



Muhammad Adam Hussein dalam bukunya Sukses Berburu Lailatul Qadar menyebutkan ada tujuh keutamaan malam Lailatul Qadar.

7 Keutamaan Lailatul Qadar

1. Diampuninya dosa terdahulu

Lailatul Qadar disebut juga sebagai malam penuh ampunan. Penyebutan ini merujuk pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwa siapapun yang melakukan ibadah di malam 1.000 bulan ini, akan mendapatkan ampunan dari Allah atas dosa-dosanya yang terdahulu.

Dari Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa beribadah di malam Lailatul Qadar dengan rasa iman dan mengharap pahala dari Allah, ia akan diampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Imam Bukhari dan Muslim)

2. Lailatul qadar sebagai malam penuh keberkahan

Keutamaan lailatul Qadar ini langsung disebutkan Allah melalui firmannya dalam surat Ad Dukhan yang menyebutkan betapa malam lailatul Qadar ini penuh dengan keberkahan.

"Sesungguhnya Kami menurunkanya (Alquran) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah." (QS. Ad Dukhan: 3-4).

3. Lebih baik daripada seribu bulan

Para ulama menyebutkan, apabila seseorang beribadah di malam Lailatul Qadar ini, maka pahalanya sama saja seolah dia telah beribadah seribu bulan. Penafsiran para ulama ini berdasarkan surat Al Qadr ayat 3 yang berbunyi “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Mujahid, Qotadah dan ulama lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul gadar lebih baik dari shalat dan puasa di seribu bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191).

Dalam hal ini seribu bulan setara dengan 83 tahun 4 bulan. Dalam kitab Durratun Nasihin (hal. 271) menyebutkan Allah berseru kepada Rasulullah SAW: "Hai Muhammad, shalat dua rakaat pada malam kemuliaan (Lailatul Qadar) adalah lebih baik bagimu dan umatmu daripada perang di zaman Bani Israil selama seribu bulan.

Ini menjelaskan betapa pentingnya beribadah pada malam lailatul qadar, untuk kita buru agar kita mendapatkan keberkahan, hikmah, dan serta kandungan lain di dalamnya.

4. Malam keselamatan dan setan takkan bisa mengganggu

Allah berfirman dalam surat Al Qadr ayat 5 “Sejahterahlah (Malam itu) sampai terbit fajar" (QS. Al Qadr: 5). Dalam ayat ini Allah menyebutkan bahwa pada malam tersebut dipenuhi dengan kebajikan, keberkahan, dan keselamatan yang bahkan setan pun tidak dapat berbuat apa-apa di malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur'an Al 'Azhim, 14: 407).

Juga dapat berarti bahwa malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar. Ibnu Zaid dan Qotadah berkata bahwa pada malam lailatul qadar hanya ada kebaikan saja, tidak ada kejelekan hingga terbit fajar.

5. Turunnya malaikat-malaikat ke muka bumi

Keistimewaan lailatul qadar lainnya ditandai dengan turunnya malaikat ke muka bumi. Allah menyebutkan dalam firmannya Al Qadr ayat 4, memerintahkan para malaikat-Nya untuk turun ke bumi. "Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibrif dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan" (QS. Al Qadar: 4)

Para malaikat yang turun ke bumi ini dalam jumlah yang tak terhingga. Mereka akan mengitari hambah-hamba Allah yang pada malam Lailatul Qadar, mereka beribadah dan bermunajat kepada Allah dan para malaikat ini akan mengamini doa-doa mereka.

Turunnya malaikat juga menandakan turunnya berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Alquran, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir (majelis ilmu) dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Lihat Tafsir Alquran Al 'Azhim, 14: 407)

Malaikat Jibril disebut "Ar Ruuh" dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.

6. Malam pencatatan takdir tahunan

Allah berfirman dalam surat Ad Dukhan ayat 4, bahwa pada malam itu, malaikat juga turun untuk membawa ketetapan takdir untuk satu tahun ke depan. Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menerangkan pada Lailatul Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun, juga akan dicatat ajal dan rizki, dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga akhir dalam setahun.

Imam Nawawi dalam Syarh Muslim menambahkan catatan takdir tahunan tersebut tentu saja didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan pada malaikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan tugas yang diperintahkan untuknya.

7. Malam turunnya Alquran

Malam Lailatul Qadar merupakan malam diturunkannya kitab Alquran kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini disebutkan Allah dalam surat Al Qadr, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam Qadar..”

Syaikh As Sa'di rahimahullah berkata, "Allah itu menjadikan permulaan turunnya Alquran adalah di bulan Ramadhan di malam Lailatul Qadar." (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 931).

Ibnu 'Abbas dan selainnya mengatakan, "Allah menurunkan Al Qur'an secara utuh sekaligus dari Lauhul Mahfuz ke BaituL 'Izzah yang ada di langit dunia. Kemudian Allah menurunkan Alqur'an kepada Rasulullah SAW secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama 23 tahun." (Tafsir Al Qur'an Al Azhim, 14: 403).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler