Orang Kaya yang Miskin di Hari Kiamat
Namun, Rasulullah menyampaikan pengecualian bagi orang kaya tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Abu Dzar RA mengisahkan tentang dirinya di suatu malam. Di malam itu, dia pergi berjalan-jalan ke luar rumah, lalu tiba-tiba dia melihat Nabi Muhammad SAW berjalan seorang diri tanpa seorang pun yang menemaninya.
"Aku mengira bahwa beliau sedang tidak ingin ditemani ketika itu oleh siapapun. Jadi aku berjalan di dalam redupnya cahaya bulan. Namun tiba-tiba beliau melihatku dan bertanya, 'Siapa itu?'" kata Abu Dzar dalam riwayatnya, pada kitab Shahih Muslim.
Setelah dia ketahuan oleh Nabi Muhammad, Abu Dzar diajak berjalan-jalan di malam itu. "Wahai Abu Dzar, kemarilah," kata Nabi SAW. Lalu mereka berjalan bersama. Di dalam perjalanan itu, Nabi SAW bersabda:
"Kaum hartawan itu di hari kiamat kelak mereka menjadi miskin. Kecuali orang-orang yang dikaruniai Allah kebajikan, lalu dibagi-bagikannya hartanya itu ke kanan dan kirinya, ke muka dan ke belakangnya (ke orang-orang sekitar). Dan dia beramal kebajikan dengan hartanya itu."
Nabi Muhammad SAW dan Abu Dzar RA terus berjalan, hingga kemudian Nabi SAW meminta Abu Dzar duduk di tempat berbatu-batu dan menunggu sampai beliau kembali. Rasulullah SAW pergi melewati tempat berbatu-batu hitam, sehingga beliau pun hilang dari penglihatan Abu Dzar.
Setelah beberapa lama menunggu, Nabi Muhammad SAW datang sambil berujar, "Sekalipun dia mencuri dan berzina." Lalu Abu Dzar bertanya dengan siapa Nabi SAW bicara karena ia mendengar seseorang berkata sesuatu kepada Nabi SAW.
Nabi menjawab, "Dia adalah Jibril. Ia datang kepadaku di tanah berbatu-batu hitam, lalu ia (Jibril) berkata, 'Gembirakanlah umatmu, bahwa siapa yang meninggal tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia masuk surga.'"
Lalu Nabi SAW bertanya kepada Jibril, "Sekalipun dia mencuri dan berzina?" Jibril menjawab, "Iya, benar." Nabi SAW bertanya lagi, "Sekalipun dia mencuri dan berzina." Jibril menjawab lagi, "Iya, benar. Bahkan sekalipun dia minum khamr." (HR Muslim)