Sintesis Antara Perspektif Islam dan Pancasila

Membangun Kesesuaian Nilai Moral dan Etika di Indonesia

retizen /Muhamad ismail Nurbani yazid
.
Rep: Muhamad ismail Nurbani yazid Red: Retizen
sumber:

Sintesis Antara Perspektif Islam dan Pancasila: Membangun Kesesuaian Nilai Moral dan Etika di Indonesia


Penulis : Muhamad Ismail Nurbani Yazid

This article discusses the synthesis between the Islamic perspective and Pancasila in shaping moral and ethical values in Indonesia. As the nation's philosophical foundation, Pancasila plays a vital role in forming Indonesia's national identity and governing the country. Meanwhile, Islam, as the majority religion in Indonesia, has contributed significantly to shaping the moral and ethical values held by Indonesians. This article explores the compatibility between Pancasila and Islamic values, differences between Pancasila and Islamic teachings, and efforts to strengthen the compatibility between the two. The aim of this article is to provide a better understanding of how the Islamic perspective can reinforce Pancasila values in Indonesia's nation-building and governance.

Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman agama, budaya, dan suku bangsa yang sangat kaya. Dalam mengelola keberagaman tersebut, Pancasila menjadi landasan dalam membentuk identitas nasional dan mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai falsafah negara, Pancasila memiliki lima sila yang masing-masing memiliki makna dan nilai yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia.Dalam konteks ini, ajaran Islam juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral masyarakat Indonesia. Sebagai agama mayoritas di Indonesia, Islam memiliki kontribusi yang besar dalam membentuk nilai-nilai moral dan etika yang dianut oleh masyarakat Indonesia.

Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas mengenai sintesis antara perspektif Islam dan Pancasila dalam membentuk kesesuaian nilai moral dan etika di Indonesia. Artikel ini akan membahas kesesuaian antara nilai-nilai Pancasila dengan ajaran Islam, perbedaan antara Pancasila dan ajaran Islam, serta upaya yang perlu dilakukan untuk membangun kesesuaian antara nilai-nilai Pancasila dengan ajaran Islam. Diharapkan artikel ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai bagaimana perspektif Islam dapat membantu memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.

1. Bagaimana membangun kesesuaian antara nilai-nilai Pancasila dengan ajaran Islam di Indonesia?

2. Apakah terdapat perbedaan antara nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam?

3. Bagaimana perspektif Islam dapat membantu memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia?

4. Bagaimana memastikan bahwa nilai-nilai moral dan etika yang dianut oleh masyarakat Indonesia bersesuaian dengan Pancasila dan ajaran Islam?

5. Bagaimana memperkuat karakter dan moral masyarakat Indonesia melalui nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam?

Pancasila sebagai Ideologi Negara Indonesia telah mengakar kuat sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Pancasila menjadi dasar negara yang mendasari seluruh kebijakan dan tindakan pemerintah Indonesia. Selain itu, Pancasila juga dianggap sebagai landasan moral dan etika yang memengaruhi perilaku dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Perspektif Islam pun memiliki pandangan yang tidak jauh berbeda mengenai Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki kesesuaian dengan ajaran Islam, terutama dalam hal kesatuan, kerukunan, kemanusiaan, dan keadilan sosial. Konsep-konsep ini juga terdapat dalam ajaran Islam. Pancasila sendiri memiliki nilai-nilai luhur yang mencakup sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, sila kedua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, sila ketiga yaitu Persatuan Indonesia, sila keempat yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, juga memiliki kesesuaian dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, Tuhan dianggap sebagai sumber kebijaksanaan dan kekuasaan tertinggi. Selain itu, ajaran Islam juga menekankan pentingnya beribadah dan menjalankan perintah Tuhan. Hal ini juga tercermin dalam sila pertama Pancasila, di mana Pancasila mengakui keberadaan Tuhan sebagai sumber kebijaksanaan dan kekuasaan tertinggi.

Sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, juga memiliki kesesuaian dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, manusia dianggap sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia dan harus diperlakukan dengan adil dan beradab. Selain itu, ajaran Islam juga menekankan pentingnya menghormati hak asasi manusia dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini juga tercermin dalam sila kedua Pancasila, di mana Pancasila mengakui bahwa setiap manusia memiliki hak asasi yang sama dan harus diperlakukan secara adil.

Sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, juga memiliki kesesuaian dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, persatuan dan kesatuan merupakan nilai yang sangat dihargai. Selain itu, ajaran Islam juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama dan suku bangsa. Hal ini juga tercermin dalam sila ketiga Pancasila, di mana Pancasila mengakui pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta menghormati perbedaan agama dan suku bangsa.

Sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan, juga memiliki kesesuaian dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan harus dilakukan secara adil dan bijaksana, serta harus dipilih melalui mekanisme demokratis. Selain itu, ajaran Islam juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan. Hal ini juga tercermin dalam sila keempat Pancasila, di mana Pancasila mengakui pentingnya kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.

Sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, juga memiliki kesesuaian dengan ajaran Islam. Dalam ajaran Islam, keadilan sosial merupakan nilai yang sangat dihargai. Selain itu, ajaran Islam juga menekankan pentingnya memperhatikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini juga tercermin dalam sila kelima Pancasila, di mana Pancasila mengakui pentingnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Secara keseluruhan, Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki kesesuaian dengan ajaran Islam. Konsep-konsep seperti keadilan sosial, persatuan, dan kemanusiaan yang adil dan beradab juga terdapat dalam ajaran Islam. Oleh karena itu, Pancasila dapat dipandang sebagai perspektif Islam yang mengakui pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Namun, dalam praktiknya, terdapat beberapa perbedaan antara nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam yang perlu diperhatikan. Misalnya, konsep negara dalam Pancasila dan Islam memiliki perbedaan dalam hal pengaturan agama dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk membangun kesesuaian antara nilai-nilai Pancasila dengan ajaran Islam dalam praktiknya di Indonesia. Salah satu upaya tersebut adalah melalui dialog antara para pemimpin agama dan masyarakat yang mengedepankan prinsip-prinsip keadilan, toleransi, dan saling menghargai.

Selain itu, terdapat juga pemikiran bahwa Pancasila sebagai perspektif Islam tidak hanya terbatas pada kesesuaian nilai-nilai moral dan etika, tetapi juga pada keberagaman budaya dan agama yang ada di Indonesia. Dalam ajaran Islam, pluralisme merupakan nilai penting yang mengakui keberagaman agama dan budaya sebagai anugerah Allah SWT. Hal ini juga tercermin dalam sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, yang mengakui keberagaman agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.Meskipun terdapat kesesuaian antara Pancasila dan ajaran Islam, namun terdapat juga perbedaan dan tantangan dalam mengimplementasikan Pancasila sebagai perspektif Islam. Beberapa tantangan tersebut antara lain adanya pengaruh luar yang dapat merusak nilai-nilai moral dan etika, serta masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam menghadapi tantangan tersebut, peran pemimpin dan ulama menjadi sangat penting dalam mengedukasi masyarakat dan membangun kesadaran akan pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keberagaman budaya dan agama, serta membangun rasa persatuan dan solidaritas di tengah perbedaan.

Pancasila dapat dipandang sebagai perspektif Islam yang mengakui pentingnya nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia, serta mengakui keberagaman budaya dan agama sebagai anugerah Allah SWT. Namun, masih diperlukan upaya untuk menghadapi tantangan dalam mengimplementasikan Pancasila sebagai perspektif Islam, seperti pengaruh luar dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dapat dikatakan bahwa Pancasila dan ajaran Islam memiliki kesesuaian dalam beberapa aspek, seperti nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Namun, terdapat juga perbedaan antara nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam dalam praktiknya, seperti konsep negara dan pengaturan agama dalam kehidupan masyarakat.

Untuk membangun kesesuaian antara Pancasila dan ajaran Islam, diperlukan upaya-upaya yang melibatkan dialog dan keterbukaan dalam menghadapi perbedaan. Penting juga untuk memperkuat karakter dan moral masyarakat Indonesia melalui nilai-nilai Pancasila dan ajaran Islam. Dengan memperkuat nilai-nilai moral dan etika yang dianut oleh masyarakat Indonesia, diharapkan dapat memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa, serta mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, sejahtera, dan bermartabat.

Referensi

Kaelani, L. M. (2018). Pancasila: The Indonesian state ideology from Islamic perspective. Al-Ta lim Journal, 25(1), 1-11.

Hidayatullah, A. F. (2019). Pancasila as Islamic values in Indonesia. Proceedings of the 2nd International Conference on Indonesian Social and Political Enquiries (ICISPE), 332-340.

Suryana, Y. (2021). Pancasila and Islamic values: Similarities and differences. Jurnal Ilmiah Peuradeun, 9(3), 521-536.

Baharuddin, A. (2016). Pancasila and Islamic. Jurnal Ilmu Dakwah, 11(1),1-18

Nurcholish, m. (1988). Islam and The State in Indonesia. Monas Papers on Southeast Asia, 19,1-17.

sumber : https://retizen.id/posts/211520/sintesis-antara-perspektif-islam-dan-pancasila
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler