Geliat Wisata Selam Sabang Usai Terkurung Pandemi

Dari semula nihil, kini turis asing yang mau menyelam harus sabar masuk daftar tunggu

ANTARA/Irwansyah Putra
WIsatawan domestik bersiap untuk menyelam (diving) di kawasan Pulau Seulako, Sabang, Aceh, Sabtu (12/3/2022). Dari semula nihil, kini turis asing yang mau menyelam harus sabar masuk daftar tunggu
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, Gelembung-gelembung udara keluar dari celah dasar laut berpasir di kedalaman sekitar 10 meter. Terdapat puluhan bahkan ratusan titik celah dasar laut dengan ukuran bervariasi, yang terus mengeluarkan gelembung udara tanpa henti.

Baca Juga


Saat mendekat ke pasir, suhu air begitu terasa hangat. Banyak penyelam melakukan penyelaman di daerah itu hanya untuk membunuh rasa penasaran sekaligus ingin berdiam diri di dasar laut. Menikmati kehangatan, layaknya mandi di kolam air panas.

Tempat itu merupakan salah satu lokasi menyelam (diving) atau dive site dari total 22 dive site di Kota Sabang, Aceh. Daerah ini terkenal dengan sebutan gunung api bawah laut atau underwater vulcano yang terletak di wilayah Pria Laot, Desa Sirui, Sabang.

"Ini salah satu dive site favorit wisatawan dari dalam negeri maupun mancanegara," kata Pengelola Pusat Selam Rubiah Tirta Divers (RTD) Isfan Dodent.

Gelembung-gelembung yang keluar dari celah dasar laut menjadi penanda bahwa Gunung Api Bawah Laut Sabang masih aktif. Aktivitas panas Bumi di Pulau Weh itu tidak hanya di laut, tapi juga di darat yang dikenal dengan Gunung Api Jaboi, dan masih aktif hingga sekarang.

Sabang terletak paling ujung barat Indonesia. Pulau ini memang terkenal dengan wisata bahari. Kekayaan bawah laut ini pula yang menjadi daya tarik banyak wisatawan domestik maupun mancanegara berbondong-bondong menyambangi Sabang.

Sejak pandemi Covid-19 merebak pada 2020, pariwisata Sabang lumpuh. Tak ada kunjungan wisatawan. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memperketat pergerakan penduduk guna membendung laju penyebaran kasus Covid-19.

Banyak sektor terdampak. Tidak hanya sisi kesehatan, tapi juga ekonomi masyarakat, mulai dari berbagai industri, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) hingga pariwisata.

Namun, bisnis wisata menyelam di Pulau Weh Sabang kini mulai berdenyut lagi setelah tiga tahun terkurung pandemi. Saban hari makin banyak didatangi wisatawan lokal maupun asing untuk menyelam, menyapa keanekaragaman biota laut Sabang.

"Kita mulai perdana menerima tamu diving luar negeri pada 22 Desember 2022. Sebelumnya hanya satu atau dua diver (penyelam) lokal," kata Isfan Dodent.

Medio 2022, pemerintah memberi keleluasaan bagi masyarakat untuk mudik dan bepergian sehingga banyak warga mengunjungi lokasi wisata, tapi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. Pada Oktober 2022, Pemerintah Aceh juga membuka kembali penerbangan Aceh - Kuala Lumpur, melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar sehingga makin banyak turis asing yang menyambangi provinsi berjulukan Tanah Rencong itu.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat periode Januari–Desember 2022 sebanyak 2.627 wisman yang berkunjung ke Aceh. Di antaranya, pada Januari sebanyak enam orang, Februari delapan orang, Maret 22 orang, April dan Mei masing-masing tiga orang, dan pada Juli sebanyak enam orang.

Sementara pada Juni, Agustus dan September nihil kunjungan wisman ke Aceh. Kunjungan turis asing kembali meningkat drastis pada Oktober yang mencapai 266 orang dan November 457 orang dan Desember sebanyak 1.856 orang.

Adapun pada Januari 2023, kunjungan wisman mencapai 2.257 orang. Paling banyak turis asal Malaysia sebanyak 1.157 orang, kemudian 695 orang asal Jerman, 54 orang asal Australia, 23 orang asal Prancis, dan beberapa dari negara lainnya.

Hingga saat ini sekitar 161 penyelam dari luar negeri yang sudah menyelam di Sabang melalui jasa Rubiah Tirta Divers (RTD), umumnya wisatawan asal Malaysia sebanyak 106 orang. Selebihnya turis Inggris, Rusia, Finlandia, China, Jerman, Hungaria, Amerika Serikat, dan beberapa negara lain.

Belum lagi dengan wisatawan asing yang menyelam di pusat selam lainnya di kawasan Pulau Weh. Bahkan, daftar tunggu tamu luar negeri yang ingin menyelam bersama RTD juga mencapai sekitar 100 orang lebih, semua dari Malaysia. Tercatat jadwal mereka itu mulai April hingga September 2023.

 

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler