Pemicu Alergi Anak Bisa Dilacak dengan Cara Ini
Orang tua perlu telaten untuk mengenali pemicu alergi pada anak.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Curiga anak Anda menderita alergi? Untuk membuktikan pemicu alergi, cobalah buat catatan harian.
"Yang paling sederhana adalah kita amati sendiri makanan apa yang dimakan lalu menimbulkan alergi. Bisa bikin catatan harian, misalnya selama seminggu atau dua pekan, hari itu makan apa, timbul gejala apa," kata ahli alergi imunologi anak Prof Dr dr Zakiudin Munasir SpA(K) dalam diskusi daring, dikutip Senin (17/4/2023).
Zaki mengatakan, cara tersebut bisa dilakukan jika belum sempat melakukan tes alergi atau tinggal di daerah yang tidak ada akses untuk melakukan tes tersebut. Catat makanan yang dimakan dan gejala yang timbul setelah makan.
Selain itu, Zaki mengatakan penting juga untuk mencatat obat yang sedang dikonsumsi. Hal ini bertujuan untuk mencegah kesalahan dalam menentukan pencetus alergi.
"Misalnya, anak kita lagi flu, kita beri obat flu yang mengandung antihistamin. Kalau anaknya sedang minum antihistamin dan kita beri dia makanan ya tidak akan timbul (gejala alergi)," ujar pakar dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) ini.
Antihistamin sendiri merupakan kelompok obat yang biasa digunakan untuk meredakan gejala reaksi alergi seperti hidung tersumbat, bersin, batuk, hingga ruam pada kulit. Saat mengamati pencetus alergi pada anak secara, Zaki pun mengingatkan agar orang tua melakukannya dengan telaten.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui pencetus alergi ialah dengan menjalani skin prick test. Dokter akan meneteskan beberapa jenis cairan alergen pada lengan kemudian kulit lengan akan ditusuk jarum sehingga alergen masuk ke bawah permukaan kulit lalu kadar imunoglobulin E (IgE) spesifik dalam darah akan diukur.
Jika masih ragu dengan hasil tes alergi, Zaki menganjurkan untuk melakukan uji eliminasi dan provokasi. Caranya ialah dengan membatasi makanan yang dicurigai sebagai pemicu alergi.
"Kita pantang makanan yang kita curigai, kemudian sekitar dua mingguan, kita tantang dengan memberikan makanan tadi, bagaimana reaksinya? Tapi ini tidak boleh dilakukan sendiri karena bahaya kalau reaksinya berat, jadi lakukan di rumah sakit oleh dokternya agar bisa diawasi," kata Zaki.
Penyebab alergi tidak selalu dari makanan. Alergen bisa juga dari lingkungan seperti bulu hewan, cuaca, debu, hingga gigitan serangga.