Zaman Penjajahan Belanda, Harga Kebutuhan Pokok Juga Naik Menjelang Puasa-Lebaran
Harga kebutuhan pokok juga naik menjelang Puasa-Lebaran pada masa penjajahan Belanda.
Grobogan dan Demak adalah wilayah di Pegunungan Kendeng. Ini merupakan wilayah batu kapur. Pertaniannya mengandalkan musim hujan, sehingga sering mengalami paceklik. Pada triwulan keempat 1938, misalnya, tanaman padi terendam air hujan yang berlebih, sehingga gagal panen.
"Untuk mendapatkan uang Lebaran, sebagian besar penduduk di Kabupaten Demak memanfaatkan persediaan gabah hasil panin sebelum musim kemarau," tulis koran De Koerier. Mereka juga memanfaatkan palawija yang mereka panen pada saat musim kemarau.
Pada Januari 1935, De Locomotief melaporkan adanya kenaikan harga kebutuhan pokok di Grobogan dan Kendal. Kenaikan harga itu terjadi menjelang bulan puasa dan Lebaran. Lebaran jatuh pada 7 Januari 1935.
Pada November 1934, misalnya, harga beras utri 3,3-4,15 gulden, pada Desember 1934 menjadi 3,6-4,3 gulden. Di Kendal, harga padi cempo 1,9 gulden pada November 1934, naik menjadi 2,2 gulden pada Desember 1934. Singkong 0,4 gulden pada November 2934, naik menjadi 0,55 gulden pada Desember 1934.
Ma Roejan