Emas Terkerek 9,30 Dolar AS Didorong Greenback yang Melemah
Dolar melemah jelang keputusan suku bunga The Fed.
REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas naik menjadi menetap sedikit di bawah level psikologi 2.000 dolar AS pada akhir perdagangan Senin (24/4/2023), berbalik menguat dari kerugian sesi sebelumnya. Penguatan emas terjadi karena dolar melemah menjelang keputusan Federal Reserve tentang suku bunga AS yang diawasi secara ketat.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terkerek 9,30 dolar AS atau 0,47 persen menjadi ditutup pada 1.999,80 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 2.001,20 dolar AS dan jatuh sekitar 2,50 persendari puncak 13 April di sekitar 2.050,00 dolar AS. Dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah AS keduanya berbalik lebih rendah pada Senin setelah rebound minggu lalu dari posisi terendah satu tahun.
Bank sentral AS secara luas diperkirakan akan menambah seperempat poin lagi pada pertemuan terbaru. Ini akan menjadi kenaikan suku bunga kesepuluh dalam waktu kurang dari 15 bulan dalam pertemuan Mei mendatang. Ini membawa suku bunga ke puncak 5,25 persen dari era pandemi hanya 0,25 persen.
"Emas mencoba untuk kembali ke tempatnya semula, di atas level 2.000 dolar AS per ounce," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Level 2.000 dolar tetap menjadi titik harga psikologis penting untuk emas. Para analis pasar berpendapat bahwa emas sedang dalam koreksi. Karena kepercayaan pasar masih rapuh, emas sebagai safe haven akan tetap menarik bagi investor untuk sementara waktu.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei naik 25,30 sen atau 1,01 persen, menjadi ditutup pada 25,311 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot 41 dolar AS atau 3,60 persen, menjadi menetap pada 1.097,70 dolar AS per ounce.