Pramugari Ungkap Bahaya Pakai Sandal Jepit dan Sepatu Hak Tinggi di Pesawat
Penumpang pesawat diminta tidak memakai sandal jepit atau sepatu hak tinggi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam penerbangan, Anda tidak boleh mengenakan sandal jepit maupun sepatu hak tinggi. Hal ini berlaku baik saat Anda terbang dalam waktu dua atau 12 jam.
Selain itu, sepatu hak tinggi juga sebaiknya tidak dipakai. Andrea Fischbach, pramugari American Airlines, menjelaskan sepatu tersebut dapat menyebabkan kerusakan saat keluar darurat.
Menurut Fischbach, sepatu hak tinggi mungkin dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada pintu keluar darurat. Sepatu hak tinggi juga berpotensi melukai orang lain jika terlepas dan melayang.
"Saya benar-benar akan menyarankan untuk tidak menggunakan sepatu hak tinggi atau sandal jepit atau slide apa pun, terutama untuk tujuan keamanan," ujar Fischbach, seperti dikutip dari laman The Sun, Jumat (21/4/2023).
Jika ada evakuasi dan perosotan diperlukan, sepatu hak tinggi Anda harus dilepas. Haknya yang tajam dapat melubangi perosotan.
"Siapa yang tahu di mana dan dalam kondisi apa Anda akan mendarat. Ditambah lagi, sepatu hak tinggi tidak terlalu praktis berlari dari gerbang ke gerbang," tutur Fischbach.
Sepatu hak tinggi juga dapat memperlambat Anda selama berada di bandara karena detektor logam sering mendeteksi paku di sepatu. Hal ini membuat antrean melalui keamanan bergerak lebih lambat.
Fischbach menjelaskan awak kabin pun berganti menjadi sepatu teplek setelah lepas landas, sementara sepatu hak hanya dipakai untuk menyambut penumpang di pesawat dan saat mendarat. Andrea mengatakan kabin pesawat juga sering menjadi sangat dingin, jadi sandal jepit dan sepatu backless bukanlah yang paling praktis.
Fischbach juga menyarankan untuk membawa sepasang atau kaus kaki hangat dan lembut bersama Anda karena alasan ini. Selain itu, penumpang juga sebaiknya tidak mengenakan pakaian minim atau bra olahraga dan legging karena suhu kabin yang rendah.
Penumpang juga disarankan membawa pakaian berlapis. Fischbach juga memperingatkan calon penumpang tentang realitas toilet pesawat.
"Hati-hati memakai sandal jika Anda berencana ke kamar kecil," ujarnya.
Menurut Fischbach, cairan dilantai bisa saja bukan hanya air, tapi juga kotoran. Sandal mengundang cairan apa pun itu untuk memercik ke kaki Anda.
Selain itu, Fischbach juga menyarankan untuk menghindari pakaian ketat. Ia menjelaskan pakaian ketat dapat menyebabkan pembengkakan di perut atau bahkan trombosis vena dalam (DVT), yang dapat menyebabkan masalah besar saat gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah.
Senada dengan Fischbach, rekomendasi utama analis penerbangan CNN Mary Schiavo saat bepergian juga untuk selalu menghindari pemakaian sandal jepit. Tony Kuna yang dulu bekerja sebagai awak kabin menjelaskan penggunaan sandal jepit menimbulkan masalah jika terjadi keadaan darurat selama penerbangan.
"Selama keadaan darurat, segala macam puing akan menghalangi jalan Anda menuju pintu keluar dan permukaan tanah yang kasar akan menghambat langkah di luar pesawat."
Jika kaki tidak tertutup dengan baik, Anda akan kesulitan untuk mencapai tempat yang aman. Kuna juga mengatakan inilah alasan penumpang juga tidak boleh bertelanjang kaki.
"Bayangkan menghancurkan kaki telanjang Anda saat Anda berlari menyusuri lorong yang dipenuhi pecahan kaca, api, dan serpihan logam."