Samsung Catatkan Perjualan Terendah
Samsung salahkan lemahnya belanja elektronik konsumen dan kelebihan mikrocip global.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Samsung Electronics melaporkan laba kuartalan terburuk dalam 14 tahun. Perusahaan asal Korea Selatan itu mengeluhkan lemahnya belanja konsumen terhadap elektronik dan kelebihan mikrocip global yang melanda bisnis intinya.
Perusahaan pembuat cip memori dan ponsel terbesar di dunia itu mengatakan dalam sebuah pernyataan, laba operasi turun menjadi 640 miliar won (478,6 juta dolar AS) turun 95 persen dari tahun sebelumnya. Laba bersih kuartal pertama turun 86,1 persen menjadi 1,57 triliun won, dan penjualan turun 18 persen menjadi 63,75 triliun won.
"Belanja konsumen secara keseluruhan melambat di tengah ketidakpastian lingkungan ekonomi makro global," kata Samsung, dilansir AFP, Kamis (27/4/2023).
Samsung juga menyalahkan melemahnya permintaan cip memori yang biasanya menghasilkan sekitar setengah dari keuntungannya dan jatuhnya harga cip. Divisi cip perusahaan melaporkan kerugian 4,58 triliun won, kerugian operasi pertama sejak 2009 ketika dunia bangkit dari krisis keuangan 2008. Dikatakan, hal ini disebabkan oleh penurunan harga yang terus menerus dan peningkatan kerugian penilaian di tengah melemahnya sentimen dan dampak lanjutan dari penyesuaian inventaris oleh pelanggan yang disebabkan oleh ketidakpastian eksternal yang berkepanjangan.
Permintaan cip memori diperkirakan pulih secara bertahap pada separuh kedua 2023, di tengah proyeksi bahwa tingkat inventaris pelanggan akan menurun. Anak usaha Samsung Group, sejauh ini merupakan konglomerat terbesar yang dikendalikan keluarga yang mendominasi bisnis di ekonomi terbesar keempat di Asia. Penurunan kuartal pertama adalah tekanan margin ketiga berturut-turut untuk Samsung, yang mengalami penurunan laba operasional sebesar 70 persen pada kuartal keempat tahun ini.