UUS Bank Jatim Catat Pembiayaan Tumbuh 16,45 Persen pada Kuartal I 2023
DPK tercatat tumbuh pada giro dan tabungan masing-masing 23,68 persen dan 4,01 persen
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatat capaian yang positif sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. DPK tercatat tumbuh pada giro dan tabungan masing-masing 23,68 persen (YoY) dan 4,01 persen (YoY).
Kemudian di sisi pembiayaan, terjadi pertumbuhan di semua jenis pembiayaan. Antara lain Ijarah tumbuh 1.574 persen (YoY), Mudharabah tumbuh 9,32 persen, dan Murabahah tumbuh 2,08 persen.
"Kemudian Musyarakah tumbuh 35,06 persen, dan Qard tumbuh 48,63 persen, sehingga total pertumbuhan pembiayaan syariah sebesar 16,45 persen (YoY)" kata Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman dalam paparan kinerja keuangan kuartal I 2023 di Ruang Bromo, Kantor Pusat Bank Jatim, Surabaya, Jumat (28/4/2023).
Busrul mengungkapkan, Bank Jatim juga telah melakukan aksi korporasi demi peningkatan bisnis perusahaan. Berdasarkan keputusan RUPS pada 12 April 2023, pemegang saham telah menyetujui pelaksanaan proses Kelompok Usaha Bank (KUB) Bank Jatim dengan keputusan penyertaan modal sebesar 15 persen dari modal eksisting bank partner KUB.
"Bank NTB Syariah telah terpilih menjadi partner KUB Bank Jatim. Sehubungan dengan hal tersebut, Bank Jatim bersama dengan Bank NTB Syariah telah menandatangani MoU terkait dengan rencana penyertaan awal sebesar Rp 100 miliar," ujarnya.
Sementara, untuk penyaluran kredit Bank Jatim mampu membukukan pertumbuhan yang signifikan yaitu 13,44 persen (YoY). Angka tersebut melebihi target Bank Jatim sebesar 12-13 persen.
Busrul melanjutkan, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor konsumer sebesar 17,43 persen (YoY). Kemudian disusul sektor komersial dan SME 7,77 persen (YoY). Busrul mengatakan, pertumbuhan kredit yang dicapai perusahaan membuat LDR perusahaan meningkat dari 46,31 persen pada kuartal I 2022 menjadi 60,74 persen pada kuartal I 2023.
"Dari sisi mitigasi risiko, kami juga meningkatkan awareness terhadap potensi risiko yang naik seiring dengan pertumbuhan kredit melalui coverage ratio sebesar 101,5 persen," ujarnya.