Hindari Beli Makanan-Minuman Ini di Supermarket, Buah Potong Salah Satunya

Ada beberapa makanan-minuman yang sebaiknya tak dibeli di supermarket.

EPA-EFE/HOTLI SIMANJUNTAK
Belanja di supermarket (Ilustrasi). Berhati-hati ketika belanja buah potong di supermarket. Melon, terutama, paling rentan terhadap kontaminasi.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan di supermarket belum tentu aman untuk kesehatan, tergantung pada seberapa ketat pengelola menerapkan standar sanitasi dan higiene. Berikut ini adalah makanan dan minuman yang tidak akan dibeli oleh pengawas keamanan pangan saat berada di toko bahan makanan:

1. Susu yang tidak dipasteurisasi (mentah)
Susu yang tidak dipasteurisasi adalah susu yang tidak melalui proses pemanasan yang membunuh patogen, memperpanjang umur simpan, dan membuat minuman lebih aman. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), susu mentah mengandung kuman berbahaya seperti salmonella, E. coli, listeria, brucella, dan banyak lagi.

"Saya menyarankan orang untuk tidak mengonsumsinya," kata profesor dan seorang ahli mikrobiologi di University of Delaware, AS, Kali Kniel, dikutip dari HuffPost, Ahad (30/4/2023).

Kniel menjelaskan ketika suatu produk telah terkontaminasi mikroba patogen, sebagian besar makanan tidak berbau atau terlihat berbeda. Jadi "tes mengendus" susu mentah tidak akan menunjukkan apakah itu aman untuk dikonsumsi atau tidak.

"Ada banyak orang yang menggembar-gemborkan susu (mentah) memiliki semua manfaat kesehatan ini, tetapi itu tidak sepadan dengan risikonya karena masih banyak organisme patogen yang hidup di dalam susu tersebut, terutama jika susu tersebut berasal langsung dari fasilitas pemrosesan," ujar ahli kimia dan konsultan industri makanan yang berbasis di negara bagian Washington, Bryan Quoc Le.

2. Kecambah mentah
Menurut para ahli, kecambah (misalnya lobak, alfalfa, dan semanggi, misalnya bukan kubis Brussel), dapat menjadi sumber bakteri berbahaya, seperti E. coli dan salmonella. Karena itu, penting untuk mencuci semua produk secara saksama sebelum memakannya.

"Agar kecambah berkecambah, benih tidak dapat didesinfeksi secara memadai untuk membunuh semua salmonella yang ada di sana, misalnya," kata Kniel.

Namun, Kniel mengingatkan bahwa ada penanam kecambah yang melakukan pekerjaan dengan baik dan sangat memperhatikan kebersihan dan sanitasi. Sementara itu, Le mengatakan ada lebih banyak masalah bawaan makanan dengan kecambah.

"Kemungkinan kontaminasi tidak terlalu tinggi, ini lebih merupakan risiko sedang, tetapi saya pribadi akan menghindarinya," ujar Le.

3. Produk mentah yang sudah dipotong
Le mengatakan jika Anda makan produk mentah yang sudah dipotong, Anda menghadapi jumlah risiko mikroba yang sama seperti kecambah. "Itu karena saya tidak tahu apa yang telah dilakukan orang di belakang counter saat memotong produk dan praktik kebersihan seperti apa yang mereka terapkan," kata Le.

Kniel memperingatkan potongan melon cenderung mendukung pertumbuhan bakteri yang cepat. Melon paling rentan terhadap kontaminasi, karena berbagai alasan, misalnya, melon tumbuh di tanah sehingga dapat merendam dan menjebak air yang terinfeksi selama proses pemanenan. Di tanah, mereka juga bisa bersentuhan dengan bakteri dari kotoran hewan.

Ahli menyarankan untuk mencuci semuanya dengan saksama sebelum mengonsumsinya dan menyimpan semuanya di lemari es. Pastikan untuk mengonsumsinya dalam beberapa hari setelah membelinya.

Baca Juga


4. Etalase makanan panas

Ketika datang ke etalase makanan panas di toko makanan, supermarket, dan sejenisnya, para ahli cenderung melihat kondisi di mana makanan yang disiapkan sudah lama terpajang. Padahal, makanan harus disimpan pada suhu panas 57 derajat Celsius atau lebih tinggi, atau di bawah 5 derajat Celsius jika disimpan dalam keadaan dingin untuk menangkis potensi pertumbuhan bakteri.

"Jika disimpan di atas suhu yang tepat maka Anda boleh memakannya karena tidak akan terkontaminasi," ujar Le.

Kniel setuju dengan penilaian itu. Dia menawarkan beberapa tip lagi untuk diingat saat berada di etalase makanan panas.

"Coba lihat dulu apakah ada sneeze guard (rak kaca) terpasang dan apakah kondisinya bersih serta apakah ada penjepit bersih," kata dia.

Kniel juga menyarankan untuk mempertimbangkan promo atau diskon. Makanan mungkin sudah dipajang lebih lama sehingga Anda mungkin harus lebih berhati-hati dengan pilihan.

Hal Lain yang Harus Diperhatikan
- Jika Anda melihat makanan kemasan yang terlihat tidak aman atau baunya tidak enak, jauhi itu.

- Kniel khusus menyarankan untuk menjauhi kaleng penyok.

- Periksa tanggal penjualan pada paket produk segar untuk membantu memahami kapan kualitasnya mulai menurun.

- Mengenai buah, khususnya, ahli tidak membeli produk yang sudah bonyok.

- Saat memilih buah beri, cari kemasan yang bebas jamur dengan memeriksa bagian bawah wadah.

- Cuci tas belanja yang digunakan kembali.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler