AS Serukan Cina Setop Perilaku Berbahaya dan Provokatifnya di Laut Cina Selatan

Kapal penjaga pantai Cina nyaris tabrak kapal patroli Filipina di Kepulauan Spartly.

reuters
Kepulauan Spartly, Laut Cina Selatan. Kapal penjaga pantai Cina nyaris menabrak kapal patroli Filipina di Laut Cina Selatan belum lama ini.
Rep: Kamran Dikarma Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) menyerukan Cina menghentikan perilaku tidak aman dan provokatifnya di Laut Cina Selatan. Seruan itu disampaikan setelah kapal penjaga pantai Cina mencegat kapal patroli Filipina dan hampir memicu tabrakan di wilayah perairan yang dipersengketakan tersebut.

"Kami menyerukan kepada Beijing untuk menghentikan perilaku provokatif dan tidak amannya," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam sebuah pernyataan, Sabtu (29/4/2023).

Menurut Miller, tindakan kapal penjaga pantai Cina terhadap kapal patroli Filipina di Laut Cina Selatan belum lama ini merupakan bentuk pelecehan dan intimidasi. Dia menekankan, setiap serangan terhadap angkatan bersenjata Filipina oleh Cina akan memicu tanggapan AS.

Insiden tubrukan yang nyaris terjadi antara kapal penjaga pantai Cina dan kapal patroli Filipina berlangsung di lepas pantai Kepulauan Spartly pada Ahad (23/4/2023) lalu. Sejumlah awak media menyaksikan langsung kejadian tersebut karena mereka tengah diundang untuk mengikuti kegiatan patroli perairan menggunakan dua kapal penjaga pantai Filipina.

Kapal Filipina ketika itu tengah merapat ke Second Thomas Shoal, atol yang oleh Cina disebut sebagai Ren'ai Jiao, di Kepulauan Spratly. Saat satu perahu yang membawa wartawan Filipina, BRP Malapascua, mendekati dangkalan, sebuah kapal penjaga pantai Cina dengan ukuran lebih dari dua kali lipat berlayar ke jalurnya.

Perwira komandan Malapascua mengatakan kapal Cina itu datang dari jarak 45 meter dari kapalnya. Dia menyebut hanya tindakan cepatnya yang menghindarkan dua kapal berlambung baja itu saling bertabrakan.

Baca Juga


Pada Jumat (28/4/2023) lalu, Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, kapal-kapal Filipina telah "menyusup" tanpa izin ke wilayah perairannya. Beijing menyebut, tindakan kapal Filipina provokatif.

Sementara Filipina mengeklaim bahwa kapalnya melakukan patroli rutin di wilayah perairannya sendiri. Manila menegaskan akan terus melaksanakan patroli rutin perairan.

Insiden kapal penjaga pantai Cina nyaris menabrak kapal patroli Filipina terjadi hanya sehari setelah Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menjamu Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang. Keduanya bertemu untuk meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan.

Marcos Jr telah menegaskan, dia tidak akan membiarkan Cina menginjak-injak hak negaranya di laut. Itu menjadi sebuah sinyal bahwa Marcos Jr menolak menerima klaim kedaulatan Beijing atas Laut Cina Selatan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler