Jelang Keputusan Suku Bunga AS, IHSG Dibuka Naik 

IHSG menguat ke level 6.920,33 setelah ditutup turun pada perdagangan akhir pekan lal

ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Seorang wanita melintas di depan layar digital pergerakan harga saham di gedung BEI, Jakarta, Selasa (11/10/2022). IHSG menguat ke level 6.920,33 setelah ditutup turun pada perdagangan akhir pekan lalu.
Rep: Retno Wulandhari Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka positif pada perdagangan Selasa (2/5/2023). IHSG menguat ke level 6.920,33 setelah ditutup turun pada perdagangan akhir pekan lalu. 

Baca Juga


Phillip Sekuritas Indonesia memperkirakan IHSG berpotensi mengalami kenaikan pada hari ini sejalan dengan pergerakan mayoritas indeks di Asia pada pagi ini. "Indeks saham di Asia dibuka menguat menjelang keputusan suku bunga acuan oleh bank sentral Australia (RBA)," kata Phillip Sekuritas Indonesia dalam risetnya, Selasa (2/5/2023).

Sementara indeks saham utama di Wall Street semalam ditutup turun tipis di tengah penguatan nilai tukar mata uang dolar AS dan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi. Nasdaq terkoreksi 0,13 persen, sedangkan DJI dan S&P500 menguat. 

Menjelang keputusan suku bunga acuan oleh bank sentral AS, Federal Reserve, pada Rabu mendatang, yield surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun lompat hampir 11 bps menjadi 3,56 persen. Sementara yield surat utang bertenor dua tahun naik tujuh bps menjadi 4,13 persen

Perilisan data ekonomi AS semalam memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps. Dengan demikian, Federal Funds Rate (FFR) akan betada di kisaran 5,00 persen-5,25 persen, tertinggi sejak 2007.

Untuk minggu ini selain keputusan suku bunga oleh Federal Reserve, investor juga menantikan rilis sejumlah data penting ekonomi AS, khususnya Non-Farm Payrolls (NFP) pada Jumat mendatang.

Investor tidak beraksi terlalu negatif terhadap akuisisi bank First Republic oleh JPMorgan Chase. Seperti diketahui, regulator di AS, dalam kasus ini Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengambil-alih bank First Republic Senin pagi dan menjual sebagian besar operasi bank First Republic kepada JPMorgan Chase.

JPMorgan Chase, bank terbesar di AS, setuju untuk mengambil-alih First Republic senilai 173 miliar dolar AS dalam bentuk aset, 30 miliar dolar AS dalam bentuk efek dan semua Dana Pihak ketiga (DPK) First Republic senilai 92 miliar dolar AS.

FDIC juga setuju untuk menanggung secara bersama-sama kerugian atas sejumlah KPR dan Kredit sehingga memberikan JPMorgan Chase sedikit perlindungan jika ternyata harga aset yang dibeli mengalami penurunan tajam.

Phillip Sekuritas Indonesia merekomendasikan sejumlah saham untuk ditransaksikan hari ini.

INCO

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bullish

Trading Buy        : 6825

Target Price 1     : 7400

Target Price 2     : 7650

Stop Loss          : 6300

 

MMLP

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Sideways

Trade Buy          : 486

Target Price 1     : 515

Target Price 2     : 530

Stop Loss          : 456

 

ADRO

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bearish

Trade Buy          : 3130

Target Price 1     : 3440

Target Price 2     : 3620

Stop Loss          : 2810

 

BNGA

Short Term Trend   : Bullish

Medium Term Trend  : Bullish

Trade Buy          : 1240

Target Price 1     : 1305

Target Price 2     : 1320

Stop Loss          : 1180

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler