Membangun Permulaan yang Baik Sebelum Menuntut Ilmu  

Ada proses untuk mendapatkan ilmu.

Blogspot.com
Membangun Permulaan yang Baik Sebelum Menuntut Ilmu. Foto: Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).
Rep: Andrian Saputra Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Hidayah atau petunjuk dalam menuntut ilmu dengan niat yang baik itu sangat berharga. Seseorang yang akan menuntut ilmu hendaknya menyadari bahwa seseorang itu tidak sekonyong-konyong langsung mengetahui, langsung menjadi bisa, langsung menjadi pandai, langsung menjadi berperilaku baik, dan sebagainya. 


Tetapi ada proses yang panjang, dengan didahului petunjuk untuk memulai hingga kemudian sampai pada akhirnya. Misalnya, seseorang yang memperoleh petunjuk untuk mengaji, di awali dengan kesadaran untuk menuntut ilmu, lalu menata niat mencari ilmu, hingga menempuh perjalanan, mengorbankan waktu dan harta, mendatangi tempat dan sumber ilmu yakni para guru, istiqomah dan bersabar menuntut ilmu dalam waktu yang lama hingga kemudian akhirnya ia memahami ilmu.

Dan yang penting juga untuk diketahui bahwa seseorang memperoleh hidayah itu adakalanya terlihat secara zahir dan adakalanya secara batin. Misalnya secara zahir terlihat bahwa seseorang itu yang semakin rajin melaksanakan sholat, banyak bersedekah, sering beriktikaf, sering menghadiri majelis ilmu dan lainnya. Sedangkan seseorang yang mendapat hidayah secara batin misalnya qanaah, wara, menjadi berbaik sangka, dan lainnya. 

Oleh karena itu, bagi orang-orang yang ingin mengharapkan perbaikan diri terutama para pemburu ilmu, penting untuk menyadari bahwa  seseorang itu  tidak langsung menjadi bisa, menjadi baik, menjadi mengerti, tanpa terlebih dulu membenahi dan menguatkan awalnya dalam mencapai kebaikan atau mencapai ilmu. Mulailah dengan berbenah diri, meluluskan niat, melakukan berbagai upaya lahiriyah atau zahir untuk mencapai kebaikan atau meraih ilmu. 

Sebagaimana dikatakan Syekh Al Imam, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al Ghazali ath Thusi atau Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah.

ولكن ينبغي لك أن تعلم، قبل كل شيء، أن الهداية التي هي ثمرة العلم لها بداية ونهاية، وظاهر وباطن، ولا وصول إلى نهايتها إلا بعد إحكام بدايتها، ولا عثور على باطنها إلا بعد الوقوف على ظاهرها.

Akan tetapi seyogyanya engkau harus mengetahui sebelum segala sesuatu, bahwa sesungguhnya hidayah itu yang menjadi buahnya ilmu, hidayah itu permulaan dan akhiran, dan ada dzahirnya dan batinnya, dan tidak ada mencapai akhirnya  kecuali setelah mengokohkan permulaanya, dan tidak mendapatkan batinnya hidayah kecuali setelah menetapi zahirnya. 

Maka dari itu kata imam Al Ghazali penting bagi penuntut ilmu itu dalam permulaannya menurut ilmu. Jika permulaannya sudah baik, kuat, seperti niatnya bagus tidak untuk mencari dunia, tidak untuk menyombongkan diri, menyaingi orang lain, maka lanjutkan menuntut ilmu tersebut. Namun apabila permulaannya dalam menuntut ilmu tidak baik, seperti niatnya yang karena dunia, karena ingin mengalahkan orang lain, karena ingin dipuji masyarakat dan lainnya, maka perbaiki dulu niatnya.  Baru apabila telah baik niatnya, telah baik mengawali dalam menuntut ilmu, maka lanjutkanlah mencari ilmunya sehingga ilmunya dapat bermanfaat.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler