Daging Babi Haram dalam Islam, Ini Alasannya dari Segi Kesehatan
Babi dikenal sebagai pembawa sejumlah parasit yang paling terkenal.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam ajaran Islam, mengonsumsi babi hukumnya haram. Ada beragam alasan kenapa Islam melarang untuk mengonsumsi babi secara keseluruhan, salah satunya dari sisi kesehatan.
Daging babi memiliki sejumlah risiko kesehatan. Pertama, infeksi bakteri.
Daging babi yang tidak diolah atau dimasak dengan benar dapat mengandung mikroorganisme berbahaya dan menimbulkan risiko infeksi. Ini juga berlaku untuk produk daging babi yang dimasak lalu dibiarkan terbuka dalam waktu yang cukup lama.
Beberapa patogen yang sering ditemui antara lain Listeria, E coli, Salmonella, dan Staphylococcus aureus. Bakteri ini umumnya ditemukan pada daging babi mentah. Yersinia enterocolitica adalah bakteri lain yang menyebabkan infeksi jenis gastroenteritis (flu perut). Bakteri tersebut bahkan dapat bertahan hidup saat daging disimpan dalam lemari es, tetapi tidak dapat bertahan dalam suhu sangat panas.
Selain itu, daging babi juga membawa risiko infeksi parasit yang menjadi masalah serius jika dibandingkan bakteri. Babi dikenal sebagai pembawa sejumlah parasit yang paling terkenal adalah cacing gelang, cacing tambang, cacing pita, dan cacing kremi.
Dikutip dari laman MedIndia, Jumat (5/5/2023), taenia solium yang merupakan jenis cacing pita, umumnya ditemukan pada babi dan dapat melintasi spesies untuk mentransplantasikan dirinya sendiri di usus manusia. Ini terjadi melalui konsumsi daging babi yang kurang matang.
Trichinosis atau trichiniasis adalah penyakit parasit lain yang dapat terjadi akibat konsumsi daging babi yang kurang matang. Ini terjadi ketika daging terinfeksi larva Trichinella spiralis yang merupakan spesies cacing gelang.