Kecendekiaan dan Kesantunan Bahasa dalam Pemilu 2024
Sejarah menyatakan para pejuang pendiri bangsa hampir seluruhnya memiliki kadar cendekia yang bagus pada eranya.
Keberhasilan Pemilu 2024 terwujud jika diwarnai dengan maraknya pasar gagasan hingga inovasi dan kreativitas untuk solusi kebangsaan menuju negeri harapan. Para kontestan Pemilu 2024, dari capres, cawapres, kepala daerah, anggota DPD dan anggota legislatif saatnya menunjukkan kapasitas cendekia atau intelektualitasnya. Bukan zamannya lagi kampanye pemilu hanya diisi dengan kerumunan massa tanpa konten yang jelas dan berkualitas.
Bakal calon presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Rasyid Baswedan mengatakan bahwa pemilu adalah momentum semua pihak untuk melihat dan mengevaluasi kebijakan yang sudah dijalani apakah sesuai dengan janji kemerdekaan, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Menurut Anies, Pilpres 2024 harus menjadi ajang kontestasi adu rekam jejak, gagasan, hingga karya. Ia ingin agar seluruh pendukung, relawan, hingga simpatisan untuk menunjukkan kenyataan dari tiga hal tersebut dalam meraih kemenangan.
Sejarah menyatakan para pejuang pendiri bangsa hampir seluruhnya memiliki kadar cendekia yang bagus pada eranya. Kecendekiaan dan kebangsaan ibarat dua pasang kaki kuda yang saling memacu kemajuan menuju negeri harapan. Kita bisa melihat betapa hebatnya para cendekia perintis dan pendiri Indonesia. Mereka memiliki konsepsi dan pemikiran yang hebat, jernih dan konten pikirannya melesat ke depan.
Para capres dan cawapres yang akan berkompetisi dalam Pemilu 2024 nanti mesti memiliki kadar kecendekiaan masa kini yang mampu menjunjung kewajiban sejarah. Presiden mendatang sebaiknya adalah sosok cendekiawan yang mampu berperan sebagai intelektual publik. Menurut definisi New York Times tentang intelektual publik (public intellectual). Intelektual publik adalah seseorang yang memiliki pengetahuan (knowledge), otoritas (authority), tentang isu-isu aktual, dan memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik dengan bahasa yang santun dan lugas.
Kadar intelektual seorang pemimpin bisa dilihat dari kualitas dan cara dia berbicara, gaya bahasa yang terstruktur dengan baik serta konten pembicaraan yang gamblang dan aktual dengan perkembangan zaman. Kadar intelektual capres bisa diukur dengan konten tulisannya. Baik itu yang berbentuk karya yang berbentuk artikel, kolom, feature, buku dan karya tulis lainnya.
Diantara Anies, Prabowo dan Ganjar, publik bisa menilai seberapa tinggi kadar kecendekiaan mereka masing-masing. Tak bisa dimungkiri bahwa kemajuan bangsa-bangsa di dunia ini dituntun oleh visi dan gagasan. Seperti contohnya gagasan Anies Baswedan tentang kesemakmuran. Dan gagasan Anies tentang pentingnya demokratisasi sumber daya dan pertumbuhan ekonomi yang bermutu.
Sudah banyak gagasan Anies yang sudah tertulis dalam kolom dan buku. Sejak belia Anies sudah malang melintang dalam jagat kolomnis di berbagai media massa. Lewat kolom-kolom tersebut ide dan gagasan Anies mengalir jernih. Kebanggaan dan prestise bagi para kolomnis dalam lintasan sejarah adalah bahwa bangsa Indonesia dalam perjalanan sejarahnya pernah memiliki pemimpin-pemimpin yang berpredikat kolomnis.
Pada masa pergerakan kemerdekaan, Soekarno, Hatta, Syahrir, M Natsir, dan lain-lain adalah para kolomnis yang produktif dan handal. Tulisan-tulisan kolom Bung Karno berhasil dikumpulkan menjadi sebuah buku besar yang berjudul Dibawah Bendera Revolusi. Kolom-kolom tulisan Bung Karno tersebut bernuansa dan digali dari tesis dan sintesa pemikiran tokoh-tokoh besar dunia, kemudian dikawinkan dengan kondisi sosial budaya rakyat Indonesia pada waktu itu.
Untuk mewujudkan kemajuan Indonesia, dibutuhkan pemimpin cendekia yang otentik dan inspiratif. Menarik sekali penelitian yang dilakukan oleh Bill George seorang profesor di Harvard terkait kepemimpinan otentik. Ternyata kepemimpinan seperti itu diakselerasi dan berkembang oleh dialektika dan perjuangan intelektual publik yang berbasis lokalitas. Kepemimpinan nasional kedepan harus mampu melingkupi lintas bidang keilmuan, yang memiliki stamina tubuh dan kesehatan yang prima. Keringatnya sering bercucuran karena sibuk menyelesaikan problem solving yang aktual di lapangan. Dalam prodi kebudayaan tipologi sosok pemimpin di atas disebut poliglotisme. Dia tidak hanya mahir berwacana dalam bahasa ibu, tetapi juga piawai dalam pergaulan global untuk mengenalkan visinya kepada warga dunia. Masa depan dunia akan diwarnai dengan fenomena luar biasa yang disebut Ideagora.
Anies Baswedan sangat piawai dalam mengelola pasar Ideagora. Rekam jejak Anies menunjukkan bahwa dalam beberapa pemilu bahwa kontestan tidak sekedar penyalur aspirasi politik belaka. Melainkan juga sebagai pasar bagi gagasan, inovasi, dan pemikiran yang bermutu bagi kepentingan publik. Istilah Ideagora berasal dari kata agora dalam bahasa Yunani kuno. Adalah arena yang menjadi pusat aktivitas politik dan perdagangan bagi warga Athena waktu itu. Pesatnya perkembangan teknologi digital membuat ideagora menjadi fungsi yang sangat strategis dan spesifik karena menjadikan pasar gagasan, inovasi, dan inisiatif yang cemerlang dapat diakses dan dikembangkan lebih lanjut oleh siapapun.
Bangsa Indonesia membutuhkan inisiatif besar untuk menghadapi persaingan global yang semakin sengit. Persaingan ideologi telah berganti menjadi persaingan inovasi antarbangsa. Dalam butir ketiga Sumpah Pemuda, menggunakan kalimat ‘menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia’. Menjunjung tinggi artinya mengangkat sesuatu dan memposisikannya pada kedudukan yang tinggi. Butir ketiga tersebut memiliki makna bahwa pemuda Indonesia bersumpah menempatkan Bahasa Indonesia lebih tinggi dibanding bahasa-bahasa lain.
Para kontestan Pemilu 2024 mesti menerapkan kesantunan dalam berbahasa. Terutama dalam berbahasa Indonesia. Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa dan bahasa. Dengan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia, komunikasi antarwarga negara menjadi lebih lancar. Dengan demikian persatuan dan kesatuan bangsa menjadi mudah digalang.
Perlu menyimak pandangan tokoh besar bangsa kita yakni Presiden ketiga RI BJ.Habibie yang berpendapat tentang pentingnya Bahasa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia maju. Menurut B.J. Habibie secara sederhana, bahasa bisa disebut sebagai teknologi komunikasi yang paling sederhana. Sebelum ada tulisan, atau huruf, bahasa yang terlebih dahulu membuat kita berbeda dengan makhluk lain di bumi.
BJ. Habibie punya pandangan sendiri mengenai bahasa Indonesia. Ketika beliau kuliah di Jerman Barat pada 1955-1965 menekankan bahwa bahasa Indonesia adalah kunci dari perkembangan peradaban. Menurutnya, dengan adanya Bahasa Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi yang tadinya terbatas karena banyak menggunakan bahasa dan istilah-istilah asing, bisa diwariskan dengan cara yang lebih mudah kepada generasi selanjutnya.
BJ. Habibie mengatakan menjadi akademisi di luar negeri pada masa itu adalah sebuah perjuangan melalui pemikiran. Menurutnya, perjuangan sebuah bangsa tidak hanya diwakili oleh mereka yang mengangkat senjata, tetapi juga yang menunduk dengan tekun di antara tumpukan bacaan dan ilmu pengetahuan.Perjuangan menurutnya adalah sebuah kerja kolektif yang mendukung berkembangnya peradaban Indonesia. Perjuangan dari keilmuan bahasa, teknologi, dan perjuangan dengan senjata semuanya adalah satu kesatuan. Bahasa menjadi bagian pengikat yang tak terelakan.
*) Arif Minardi, Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Konseptor Haluan Negara Kesejahteraan dan Berdikari.