Mobil SUV Tabrak Kerumunan Orang di Halte Texas, Tujuh Orang Tewas
Insiden tabrakan ini juga melukai sedikitnya 10 orang.
REPUBLIKA.CO.ID, BROWNSVILLE -- Sebuah SUV menabrak kerumunan orang yang sedang menunggu bus di sebuah halte di kota perbatasan Brownsville, Texas, pada Ahad (7/5/2023). Insiden ini menewaskan tujuh orang dan melukai sedikitnya 10 orang.
Video pengawasan dari Uskup Enrique San Pedro Ozanam Center menunjukkan beberapa korban sedang duduk di tepi jalan di sebuah halte tanpa tempat duduk sekitar pukul 08.30 pagi waktu setempat, ketika pengemudi menabrak mereka. Penyelidik polisi Brownsville, Martin Sandoval, mengatakan, polisi belum mengetahui apakah tabrakan itu disengaja.
Sandoval mengatakan, pengemudi dibawa ke rumah sakit karena luka yang diderita saat mobil terguling. Tidak ada penumpang lain di dalam mobil dan polisi belum mengidentifikasi nama atau usia pengemudi.
Sandoval mengatakan, ada tiga kemungkinan penjelasan untuk tabrakan tersebut. Antara lain, karena mabuk, murni kecelakaan, atau tindakan yang disengaja.
“Dia (pelaku) sangat tidak kooperatif di rumah sakit, tapi dia akan dipindahkan ke penjara kota kami segera setelah dia dibebaskan,” kata Sandoval.
Polisi mengambil sampel darah pelaku dan mengirimkannya ke laboratorium Departemen Keamanan Publik Texas untuk menguji kemungkinan zat yang memabukkan. Direktur tempat penampungan pengungsi, Victor Maldonado, mengatakan, SUV itu berjalan ke trotoar, kemudian terbalik, dan terus bergerak sekitar 200 kaki atau 60 meter. Beberapa orang yang berjalan di trotoar sekitar 30 kaki atau 9 meter dari tempat kejadian juga terkena dampak. Saksi menahan pengemudi ketika dia mencoba melarikan diri hingga polisi tiba.
"SUV ini, Range Rover, hanya menyalakan lampu sekitar 100 kaki (30 meter) dan melewati orang-orang yang duduk di halte bus," kata Maldonado, yang meninjau video pengawasan di tempat penampungan.
Direktur Eksekutif Catholic Charities of the Rio Grande Valley, Suster Norma Pimentel, mengatakan, para korban yang tertabrak kendaraan sedang menunggu bus untuk kembali ke pusat Kota Brownsville setelah bermalam di tempat penampungan semalam. Sebagian besar korban adalah pria Venezuela. Brownsville telah menerima gelombang migran Venezuela selama dua minggu terakhir karena alasan yang tidak jelas. Pada Kamis (4/5/2023), sekitar 4.000 dari 6.000 migran yang berada dalam tahanan patroli perbatasan di Lembah Rio Grande Texas adalah warga Venezuela. Lonjakan jumlah migran telah mendorong komisaris Brownsville untuk memperpanjang deklarasi darurat tanpa batas waktu.
"Kami tidak ingin mereka berkeliaran di luar. Jadi, kami berusaha memastikan mereka senyaman mungkin sehingga mereka tidak keluar dan mencari tempat lain," ujar seorang komisaris Kota Brownsville, Pedro Cardenas.
Brownsville telah lama menjadi pusat migrasi melintasi perbatasan AS-Meksiko. Penampungan Ozanam adalah satu-satunya tempat bermalam di kota itu. Penampungan tersebut mengelola pembebasan ribuan migran dari tahanan federal. Maldonado mengatakan bahwa pusat tersebut tidak menerima ancaman apa pun sebelum kecelakaan itu. Tetapi, ancaman mulai diterima setelah insiden kecelakaan teresebut.
"Saya sudah meminta beberapa orang datang ke gerbang dan memberi tahu penjaga keamanan bahwa alasan ini terjadi adalah karena kami," kata Maldonado.
Sekitar 2.500 migran telah menyeberangi sungai setiap hari ke Brownsville dalam beberapa hari terakhir. Pemerintah Brownsville sedang mempertimbangkan untuk memperluas layanan untuk mengakomodasi kebutuhan dalam beberapa hari mendatang.
“Sebagian besar orang yang datang tidak ingin tinggal di Brownsville, tetapi kami tidak memiliki cukup bus bagi mereka untuk membeli tiket berangkat. Beberapa sedang menunggu anggota keluarga," ujar Cardenas.
Penampungan Ozanam memiliki kapasitas 250 orang, tetapi banyak yang datang pergi pada hari yang sama. Dalam beberapa minggu terakhir, peningkatan penyeberangan perbatasan mendorong kota untuk mengumumkan keadaan darurat karena sumber daya lokal, negara bagian, dan federal mengoordinasikan penegakan dan respons kemanusiaan.
“Dalam dua bulan terakhir, kami mendapatkan 250 hingga 380 sehari,” kata Maldonado.