Makanan-Minuman Bebas Gula Marak Dijual, Apakah Benar-Benar Menyehatkan?

Produk makanan-minuman bebas gula makin populer di masyarakat.

Republika/Thoudy Badai
Minuman manis dalam kemasan. Penelitian tentang efek kesehatan jangka panjang makanan-minuman bebas gula masih terus berlangsung.
Rep: Desy Susilawati Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan-minuman bebas gula telah mendapatkan popularitas di kalangan orang-orang yang sadar akan pentingnya kesehatan. Mereka ingin menjadi lebih sehat dan tidak terlalu gemuk. Namun, apakah pilihan sugar free ini memang sehat?

Menurut Harvard Health Publishing, rata-rata 354 ml soda kaleng manis menghasilkan sekitar 150 kalori dan itu hampir semuanya dari gula. Jumlah soda diet yang sama memiliki nol kalori.

Baca Juga


Pilihannya sepertinya tidak perlu dipikirkan lagi. Namun, cara tubuh dan otak manusia merespons pemanis ini sangat kompleks. Karena itu, sangat penting untuk memahami apakah pilihan bebas gula benar-benar sehat.

Chief Dietician at Apollo Spectra Hospitals, Jinal Patel, menjelaskan pemanis buatan adalah bahan tambahan makanan yang menggantikan rasa manis, tetapi biasanya rendah kalori. Terlepas dari seberapa sedikit pengetahuan akan manfaatnya, penelitian pada hewan telah membuktikan secara meyakinkan bahwa pemanis buatan dapat menyebabkan kenaikan berat badan, tumor, kanker, dan banyak bahaya kesehatan lainnya.

Menurut Patel, splenda dan stevia adalah pemanis populer yang tidak menambah kalori pada makanan. Keduanya umumnya dianggap aman untuk digunakan, namun penelitian tentang efek kesehatan jangka panjangnya masih terus berlangsung.

"Secara keseluruhan, meskipun gula dan pemanis buatan membuat ketagihan, pemanis buatan menyebabkan Anda lebih lapar, makan lebih banyak sepanjang hari, dan bahkan mengembangkan diabetes," ujar Patel, seperti dilansir laman Indian Express, Senin (8/5/2023).

Blog nutrisi Johns Hopkins untuk Diabetes menyatakan bahwa penelitian tentang pengganti gula nan kontroversial. Ada banyak variabel karena manusia memiliki respons yang berbeda terhadap gula, pengganti gula, dan pilihan makanan dan minuman lainnya berkat genetika, lingkungan, dan keseimbangan bakteri di usus.

Meskipun tidak ada jawaban langsung, penting untuk mempertimbangkan bahaya kesehatan yang terkait dengan pemanis buatan dan makanan bebas gula.

"Gula menggantikan rasa manis, dan hal-hal yang rasanya manis membuat ketagihan," ujar blog Johns Hopkins untuk Diabetes.

Kuncinya, batasi asupan gula tambahan dan pengganti gula. Mulailah dengan minum lebih banyak air dan hindari minuman diet. Jadilah konsumen yang terinformasi dan baca daftar bahan pada label makanan untuk melacak kandungan pengganti gula.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler