Survei Grant Thornton: 32,4 Persen Posisi Manajemen Senior Dipegang oleh Wanita
Perempuan di Indonesia berperan aktif dalam mengembangkan potensi dalam dunia kerja.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Grant Thornton rutin mengeluarkan laporan tahunan Women in Business yang menyoroti perkembangan para perempuan dalam menempati level manajemen senior perusahaan secara global.
Laporan Women in Business tahun ini masih mencatat peningkatan dalam hal jumlah perempuan yang menempati level manajemen senior secara global, namun hasil tersebut tetap menuai perhatian khusus karena dianggap menunjukkan perkembangan yang sangat lambat.
CEO Grant Thornton Indonesia Johanna Gani mengatakan, untuk itulah pada tahun ini Grant Thornton mengambil tema 'The Push for Parity' dan menyoroti pentingnya percepatan tindakan dari bisnis skala menengah untuk mendorong terjadinya keseimbangan lebih cepat.
Pada tingkat global, hasil survei menunjukkan 32,4% posisi manajemen senior kini dipegang oleh wanita, hasil tersebut hanya meningkat 0,5 poin persentase (pp) sejak 2022 yang berada pada angka 31,9% dan hanya 13pp sejak laporan Women in Business pertama kali dilakukan pada 2004.
"Kawasan ASEAN mengalami peningkatan poin persentase terbesar di antara semua kawasan, meningkat dari 37% hingga mencapai angka 40%. Amerika Latin naik 2pp dari 35% menjadi 37%, sementara kinerja Uni Eropa tetap stagnan di angka 33% sejak tahun lalu," kata dia seperti dilansir pada Senin (8/5/2023).
Meskipun demikian Laporan ini juga mencatat pertumbuhan signifikan untuk posisi manajemen puncak dimana 28% perusahaan menengah yang disurvei kini memiliki Chief Executive Officer (CEO) atau Managing Director (MD) yang dipegang oleh perempuan. Angka ini naik dari posisi sebelumnya yang berada di 15% pada survei tahun 2019.
Model Kerja Hybrid Menunjukkan Hasil Positif Untuk Posisi Perempuan di Jenjang Manajemen Senior
Penelitian oleh Grant Thornton menemukan fakta bahwa model yang fleksibel dan hybrid antara bekerja di rumah dan kantor terbukti mendorong lebih banyak perempuan di posisi manajemen senior.
Hasil survei menunjukkan untuk bisnis yang mengadopsi cara kerja hybrid, 34% pemimpin senior mereka adalah perempuan. Sedangkan di bisnis yang sepenuhnya fleksibel yang membolehkan staf mereka memilih cara dan tempat mereka bekerja mampu mencetak 36% perempuan dalam kepemimpinan senior mereka. Bandingkan dengan hanya 29% perempuan di manajemen senior untuk bisnis yang memutuskan tetap menganut model berbasis kantoran secara penuh.
“Kami meyakini bahwa ke depannya peningkatan yang signifikan terhadap jumlah perempuan dalam kepemimpinan akan didorong oleh pelaku bisnis yang berkomitmen untuk model pekerjaan secara fleksibel serta mengembangkan budaya organisasi yang tepat untuk mendukungnya," kata dia.
Ia menjelaskan, perempuan di Indonesia juga berperan aktif dalam mengembangkan potensinya dalam dunia kerja, hal ini terlihat dari hasil laporan Grant Thornton yang menyatakan adanya peningkatan jumlah perempuan Indonesia yang menempati posisi manajemen senior di angka 39%.
Angka ini, kata dia, cukup membanggakan karena mampu melampaui angka rata-rata global dimana jumlah perempuan yang menempati posisi manajemen senior hanya di angka 30%. Hasil tersebut juga menempatkan Indonesia di peringkat ke-8 sebagai negara dengan posisi manajemen senior perempuan paling banyak secara global.
“Peran perusahaan sangat penting untuk terus menjunjung tinggi budaya inklusif. Perusahaan harus memiliki niat dan tekad untuk mendorong keseimbangan gender dengan berbagai program untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung terciptanya budaya inklusif, pada akhirnya kondisi tersebut juga akan mendorong perusahaan untuk tetap tangguh dan relevan menghadapi kondisi bisnis yang selalu berubah," ujar dia.
“Di Grant Thornton, kami sangat yakin bahwa dengan meningkatkan keragaman di tingkat manajemen senior adalah hal krusial untuk dilakukan karena telah terbukti meningkatkan kinerja perusahaan dan kami akan terus menjalankan berbagai program untuk mendukung para partner serta staf perempuan di Grant Thornton untuk dapat menggali potensi terbaik mereka."