Tahun Ini, Tiga Ruas Jalan di Kabupaten Tasikmalaya Disebut akan Dibenahi
Sekitar 39,6 persen jalan kabupaten di Tasikmalaya disebut rusak sedang dan berat.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Warga di sejumlah wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, belakangan ini melakukan aksi menuntut pemerintah memperbaiki jalan yang kondisinya rusak. Tahun ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya mengeklaim akan melakukan perbaikan di tiga ruas jalan.
Menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya, Fuad Abdul Aziz, total panjang jalan kabupaten mencapai 1.303 kilometer. “Yang kondisinya mantap atau baik berkisar 60,4 persen. Sementara 39,6 persen itu kondisinya rusak sedang dan berat,” kata dia kepada Republika, Senin (8/5/2023).
Berdasarkan pernyataan tersebut, diperkirakan sekitar 787,01 kilometer (60,4 persen) jalan yang menjadi kewenangan Pemkab Tasikmalaya dalam kondisi baik. Sementara yang kondisinya rusak sedang atau berat diperkirakan sekitar 515,98 kilometer (39,6 persen).
Tahun ini, Fuad mengatakan, Pemkab Tasikmalaya baru akan melakukan rekonstruksi atau pembenahan di tiga ruas jalan. Mencakup ruas Jalan Warung Legok-Cikeusal, Arjasari-Sariwangi, dan ruas Jalan Pasirgintung-Lengkongbarang. “Tiga ruas itu akan ditangani pada tahun ini. Saat ini masih dalam proses lelang,” ujar dia.
Adapun soal ruas jalan yang memicu aksi warga, seperti ruas jalan Barumekar-Sirnajaya di Kecamatan Sukaraja dan ruas jalan di Desa Parumasan, Kecamatan Sodonghilir, disebut belum masuk alokasi anggaran pemkab tahun ini.
Namun, Fuad mengatakan, pemkab sudah berupaya mengusulkan bantuan perbaikan jalan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). Ia berharap bantuan dari Pemprov Jabar dapat turun pada tahun anggaran (TA) 2023.
“Kalau kabupaten sendiri sudah tidak mungkin teranggarkan untuk 2023 (untuk perbaikan jalan di Sukaraja dan Sodonghilir) karena PAD untuk penanganan infrastruktur TA 2023 hanya Rp 47 miliar. Sementara pembenahan seluruh jalan yang disebutkan tadi perlu di atas Rp 80 miliar,” kata Fuad.
Pada Jumat (5/5/2023), sekitar 50 warga di Desa Parumasan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Malabar. Dalam aksi itu warga menuntut Pemkab Tasikmalaya memperbaiki jalan yang sudah lama mengalami kerusakan.
Tokoh pemuda Desa Parumasan, Nurfahmi Siddiq, mengatakan, aksi tersebut dilakukan agar pemerintah segera membenahi ruas jalan Gununganten-Pamijahan, yang menghubungkan wilayah Kecamatan Sodonghilir dengan Taraju, Bojonggambir, Bantarkalong, dan Pamijahan itu. Menurut dia, sudah puluhan tahun jalan itu tak pernah diperbaiki.
“Jalan ini sangat penting bagi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Kami juga mau berkendara dengan nyaman, tidak kecelakaan akibat jalan rusak, dan ekonomi stabil,” kata tokoh masyarakat yang biasa disapa Fahmi itu, saat dikonfirmasi Republika, Sabtu (6/5/2023).
Terkait ekonomi, Fahmi mencontohkan, di Desa Parumasan ada potensi usaha penganan opak. Menurut dia, pemasaran opak ini terganggu dengan kondisi jalan yang rusak. “Karena tak jarang masyarakat mau kirim opak pakai motor, motornya jatuh dan opaknya rusak. Itu kan mengganggu perekonomian,” katanya.
Menurut Fahmi, panjang jalan yang kondisinya rusak sekitar 3,5 kilometer. Jalan itu umumnya masih berupa bebatuan kerikil, yang kondisinya menjadi licin ketika turun hujan. Ia menyebut sudah beberapa kali pihak pemerintah maupun perwakilan rakyat datang ke lokasi jalan yang rusak itu.
Pemerintah pun menyatakan akan melakukan perbaikan, tetapi tak kunjung terealisasi. “Kita akan terus kawal agar perbaikan jalan segera direalisasikan,” kata Fahmi.
Kondisi ruas Jalan Abdul Muis di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, juga dikeluhkan. Salah seorang warga sekitar, Mujib, mengatakan, di ruas jalan tersebut banyak lubang, serta batu besar dan tajam. Ketika turun hujan, di ruas jalan itu juga muncul genangan air.
“Kalau hujan, sangat licin jika kendaraan roda dua atau roda empat melintas. Itu tentu membahayakan masyarakat ketika beraktivitas,” kata Mujib.
Menurut warga, jalan tersebut tak kunjung diperbaiki sejak 2008. Padahal, kata Mujib, Jalan Abdul Muis merupakan jalur utama bagi masyarakat Desa Barumekar dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukaraja, untuk menuju perkotaan. Tak hanya untuk aktivitas ekonomi, jalan itu juga menunjang aktivitas pendidikan anak sekolah dan pelayanan kesehatan.