Wynne Prakusya dan 18 Tahun Penantian Emas Beregu Putri di SEA Games

SEA Games Kamboja ini terasa istimewa bagi Wynne Prakusya dan para petenis putri.

Republika/Fitriyanto
Mantan ratu tenis Indonesia Wynne Prakusya (dua kiri) dan tim.
Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Merinding. Itulah kata pertama yang disampaikan Wynne Prakusya saat ditanya komentarnya soal raihan medali emas tenis nomor beregu putri pada SEA Games 2023 di Tennis Arena, Morodok Techo National Stadium, Kamboja, Selasa (9/5/2023).

Bagi pecinta tenis Tanah Air, nama Wynne Prakusya jelas tidak asing lagi. Pada medio 1998 hingga 2007, mantan petenis kelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 42 tahun yang lalu itu merupakan salah satu yang terbaik milik Indonesia.

Setelah 2007, Wynne menghilang dari dunia tenis terutama untuk tim nasional dan ia melakukan aktivitas lain hingga ada permintaan dari Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) untuk membantu timnas di SEA Games 2023.

Masuknya petenis, yang di zamannya disebut sebagai Ratu Tenis Indonesia, itu memang langsung terasa meski durasi bertemunya dengan seluruh petenis yang dikirim ke Kamboja tidak begitu lama. Terasa ada sentuhan magis Wynne kala memberikan semangat.

"Mohon diam, ya," kata Wynne Prakusya lembut, saat mendampingi Aldila Sutjiadi melawan Aunchisa Chanta pada babak semifinal tenis SEA Games 2023, kepada penonton saat pertandingan berlangsung.

Wynne saat masih aktif menjadi petenis nasional, prestasinya memang pantas untuk dibanggakan. Pada periode 1998 hingga 2007, nama petenis ini sering menjadi pembicaraan sejumlah media.

Tidak hanya prestasi di lapangan, kehidupan pribadinya juga naik ke permukaan seiring dengan hubungan spesialnya dengan pebulu tangkis nasional yang saat itu berjaya di level nasional dan internasional, Taufik Hidayat.

Khusus untuk capaian, Wynne Prakusya memang sudah mencetak sederet prestasi internasional, seperti medali emas Asian Games 2002 Busan dari nomor beregu serta perak dari nomor ganda.

Untuk level SEA Games, Wynne juga sudah banyak menorehkan prestasi seperti medali emas nomor tunggal, medali emas nomor ganda, dan medali emas nomor beregu pada SEA Games 2005 Manila. Selain itu ia menjadi juara di sejumlah turnamen.

Pada SEA Games 2005 Manila inilah prestasi komplet Wynne Prakusya dicatatkan. Untuk nomor beregu putri saat itu ia bermain bersama dengan petenis Indonesia yang juga sedang naik daun, yakni Romana Tejakusuma, Ayu Fani Damayanti, dan Septi Mende.

Setelah kejayaan di Manila memang muncul sederet petenis putri baru seperti Angelique Widjaja. Hanya, untuk prestasi medali emas tenis untuk nomor beregu putri seolah berhenti hingga akhirnya pecah telor di Kamboja.

Emas yang diraih tenis nomor beregu putri di SEA Games 2023 jelas menjadi kebanggaan sendiri bagi petenis maupun Pelti, mengingat butuh perjuangan panjang meski selama ini banyak lahir atlet putri potensial.

18 tahun adalah bukan waktu yang pendek. Harus menunggu sembilan kali SEA Games untuk meraihnya. Masuknya Wynne Prakusya menjadi kapten tim tidak bermain tenis Indonesia bisa saja menjadi sebuah angin segar untuk terus meraih prestasi terutama di kejuaraan multievent.

Sebelum SEA Games 2023, tenis nomor beregu putri hanya meraih medali perak SEA Games 2011 dan 2021. Pada SEA Games 2013 Myanmar yang berlangsung di Yangon dan Naypyidaw, tenis tidak dipertandingkan, kemudian pada edisi 2017 dan 2019, nomor beregu tidak dipertandingkan.

Oleh karena itu, raihan emas pada SEA Games Kamboja ini terasa istimewa bagi Wynne Prakusya dan para petenis putri yang berlaga.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler