Inovasi Pertanian Modern di Ngawi Perkuat Ketahanan Pangan Daerah

Rata-rata luas tanam per tahun adalah 140 ribu hektare.

IST
Panen raya benih hibrida di Ngawi, Jawa Timur (ilustrasi)
Red: Yusuf Assidiq

REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau inovasi dan implementasi pertanian modern yang dikembangkan oleh Gapoktan Sari III di Desa Dempel, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi.

Peninjauan di Kabupaten Ngawi tersebut penting untuk mewujudkan visi Jatim sebagai lumbung pangan nasional hingga terpilih sebagai sampel untuk verifikasi lapangan tim penilai penghargaan Satyalencana Wira Karya Bidang Pembangunan Pertanian.

"Ngawi ini luas area tanamnya sekitar 50 ribu hektare dengan indeks tanam 2,8. Jadi rata-rata luas tanam per tahun adalah 140 ribu hektare. Produksi padinya juga tertinggi nasional mencapai 520 ribu ton per tahun," ujar Gubernur Khofifah. 

Menurut dia, pertanian modern dan tingginya produktivitas padi di Ngawi tersebut didukung oleh sinergitas yang baik antara pemerintah, petani, dan inovasi diterapkan.

"Pertanian mereka sudah maju dan banyak inovasi khususnya dalam penggunaan pupuk organik dan dalam menjaga daya dukung alam. Makanya ini kita kuatkan di sini sebagai lumbung pangan nasional. Karena Ngawi memang daerah dengan produktivitas padi tertinggi nasional di 2022," katanya. 

Dalam kesempatan tersebut, ia melihat alsintan yang digunakan para petani setempat, seperti traktor roda 2, traktor roda 4, transplanter alat tanam, perontok padi mobil, Combine Harvester, vertical dryer, dan rice milling unit (RMU).

Tak hanya itu, gubernur juga mengecek inovasi perlindungan tanaman Ngengat Airlines, juga No Setrom atau pembasmi hama tanpa listrik. Salah satunya membasmi hama dengan memelihara burung hantu sehingga hama seperti tikus dapat diminimalisasi secara alami.

"Nanti bisa dibuat skema seperti apa karantina burung hantu atau apa yang panjenengan anggap efektif. Monggo koordinasi agar sesegera mungkin kita lakukan kesiapsiagaan itu untuk menjaga agar hama tikus dapat diberantas," jelasnya.

Khofifah juga menyempatkan diri melihat praktik pembuatan biosaka, gudang dryer, dan penggilingan padi, serta dua mesin pembantu poktan. Yakni, mesin dryer 10 ton dengan bahan bakar sekam dan kayu, serta mesin penggiling padi berkapasitas 1,3 ton per jam dengan menggunakan mesin genset.

Kepala Biro Umum Sekretariat Militer Presiden (Setmilpres) Irjen Pol R. Adang Ginanjar mengatakan bahwa kehadiran pemerintah di sektor pertanian sangat terasa.

Sebagai Ketua tim penilai penghargaan Satyalencana Wira Karya Bidang Pembangunan Pertanian, ia menilai kebutuhan pangan masyarakat sudah cukup terpenuhi.

"Ini sudah bagus semuanya. Ya kita berharap agar ini bisa jadi contoh bukan hanya di tingkat provinsi namun juga nasional. Karena ketahanan pangan ini kan pintunya Jatim," kata Adang.

Pihaknya juga mengapresiasi gubernur Jatim beserta para gapoktan di Ngawi atas kerja kerasnya hingga Ngawi tak hanya sebagai lumbung pangan nasional untuk padi, namun juga produk hortikultura seperti buah.


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler