Mesir Mulai Menengahi Ketegangan Israel-Palestina di Gaza
Israel menyerang Jihad Islam di Gaza untuk hari kedua pada Rabu (10/5/2023).
REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Mesir memulai supaya untuk menengahi ketegangan antara Israel dan Palestina. Israel menyerang Jihad Islam di Gaza untuk hari kedua pada Rabu (10/5/2023). Sementara kelompok pejuang Palestina meluncurkan ratusan roket melintasi perbatasan, hingga Tel Aviv menyalakan sirene.
Putaran kedua tembakan lintas batas dalam sepekan terjadi setelah Israel melancarkan serangan terhadap tiga komandan Jihad Islam pada Selasa (9/5/2023). Militer mengatakan, Jihad Islam telah merencanakan serangan terhadap Israel.
"Kairo telah mulai mencoba menengahi gencatan senjata," kata juru bicara Jihad Islam, Dawoud Shehab kepada Reuters.
Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen mengatakan, Israel sedang mendalami proposal Mesir. Sementara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan, Jihad Islam telah mengalami pukulan serius, tetapi dia memperingatkan, serangan belum berakhir.
Militer Israel mengatakan, telah mencapai lebih dari 50 sasaran, termasuk lokasi peluncuran roket, saat ledakan terdengar di Jalur Gaza. Jihad Islam mengatakan, tiga rumah diGaza, yang tampaknya telah dikosongkan setelah peringatan, diserang setelah gelap.
Beberapa menit setelah serangan udara dimulai, sirene terdengar di Israel. Awalnya, sirine terdengar di antara komunitas perbatasan, tetapi kemudian bunyi sirine meluas di dalam dan sekitar ibu kota komersial Tel Aviv, yang terletak 60 kilometer di utara Gaza.
Serangan Israel menewaskan 20 warga Palestina, termasuk setidaknya lima wanita dan lima anak-anak, serta tiga komandan senior Jihad Islam. Sementara empat pria bersenjata telah tewas sejak Israel melancarkan serangan pada Selasa dini hari. Di antara korban tewas pada Rabu adalah seorang gadis berusia 10 tahun. Namun penyebab kematiannya belum diketahui.
Kelompok-kelompok pejuang Palestina mengatakan, serangan roket yang mereka luncurkan adalah pembalasan atas serangan Israel. Mereka menggambarkan serangan Israel sebagai pengeboman biadab dan berbahaya terhadap rumah-rumah sipil.
Pekan lalu, Jihad Islam menembakkan lebih dari 100 roket melintasi perbatasan dan jet-jet Israel menghantam sasaran di Gaza. Serangan berlangsung selama berjam-jam setelah kematian seorang pemogok makan Jihad Islam dalam tahanan Israel.
Bahkan, sebelum rentetan roket pada Rabu dimulai, sebanyak 30 persen penduduk komunitas perbatasan Israel telah dievakuasi sebagai tindakan pencegahan. Sementara di Gaza, bisnis dan sekolah tetap ditutup.
Israel menutup dua penyeberangan komersial Langkah itu akan menghentikan masuknya barang, bahan bakar dan bantuan kemanusiaan serta pasien, yang mendapat perawatan di rumah sakit di Tepi Barat dan Israel.