BPBD Yogyakarta Mulai Antisipasi Kelangkaan Air Bersih Jelang Kemarau

Sejumlah daerah di Yogyakarta berpotensi kekeringan saat musim kemarau.

Antara/Arnas Padda
Petani mengangkut hasil panen padi yang telah dipilah di area sawah yang kekeringan.
Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi untuk mengantisipasi kelangkaan air bersih saat memasuki musim kemarau. Manajer Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BPBD DIY Lilik Andi Aryanto di Yogyakarta, Kamis (11/5/2023), mengatakan upaya mitigasi telah dibahas dalam rapat koordinasi bersama BPBD kabupaten/kota se-DIY, Dinas PUP-PESDM DIY, serta Dinas Sosial DIY.

Baca Juga


"Masing-masing kabupaten menyampaikan telah mempersiapkan diri untuk droppingair apabila dibutuhkan," ujar Lilik.

Menurut dia, sejumlah daerah di DIY yang setiap tahun berpotensi mengalami kekeringan saat musim kemarau, antara lain Kecamatan Rongkop serta Tepus di Kabupaten Gunung Kidul. Selain kekeringan juga berpotensi di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Kecamatan Panjatan di Kabupaten Kulon Progo, serta Kecamatan Prambanandi Kabupaten Sleman.

Untuk mengantisipasi, kata dia, BPBD Kabupaten Gunung Kidul telah menyiapkan 1.000 tangki air bersih dan ada 10 kecamatan yang juga menyiapkan anggaran untuk dropping air.

"Kabupaten yang lain juga telah menyiapkan, baik dengan dana rutin maupun Belanja Tidak Terduga (BTT) apabila dibutuhkan. Dinas Sosial DIY juga menyiapkan 280 tangki air," katanya.

Karena musim kemarau tahun ini diperkirakan lebih kering dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, menurut Lilik, ketersediaan tangki air bersih masih perlu diperkuat dengan didukung dana APBD tahun 2023. "Peran dari CSR dan masyarakat lainnya juga diharapkan dapat membantu," ujar Lilik.

Selain itu Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY, kata dia, juga telah membuat sarana sumur bor di sejumlah wilayah berpotensi kekeringan. "Harapannya dengan sumur bor tersebut akan mengurangi jumlah daerah yang minta droppingair, selain itu juga melakukan pemeliharaan embung-embung," kata dia.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengatakan sebaran curah hujan di DIY periode 1 sampai 10 Mei 2023 atau dasarian pertama tercatat dalam kategori rendah-menengah berkisar 0 - 150 mm. Pada tiga dasarian ke depan (dasarian I Mei hingga dasarian III Mei 2023), curah hujan di DIY diperkirakan berkisar antara 0 - 100 mm dengan kategori rendah hingga menengah.

Ia mengimbau pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat luas lebih siap dan antisipatif terhadap dampak musim kemarau 2023 yang diprakirakan akan lebih kering dibandingkan tahun sebelumnya.

"Untuk daerah-daerah dengan peluang terjadinya curah hujan rendah, perlu melakukan langkah antisipasi memilih budi daya pertanian yang tidak membutuhkan banyak air, waspada kebakaran hutan, lahan, dan semak, serta menghemat penggunaan air bersih," ujar Reni.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler