Bahlil Ajak Negara-Negara Muslim Ikut Dalam Hilirisasi Indonesia

Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam.

dok Humas Kementerian Investasi
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bertemu Menteri Investasi Arab Saudi Khalid A Al Falih di Riyadh Arab Saudi, pada Kamis (11/5/2023). Bahlil mengajak negara-negara Muslim untuk bisa mengambil bagian dalam hilirisasi di Indonesia menyusul potensi besar yang dimiliki di Tanah Air.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengajak negara-negara Muslim untuk bisa mengambil bagian dalam hilirisasi di Indonesia menyusul potensi besar yang dimiliki di Tanah Air.

Baca Juga


Saat menjadi pembicara kunci dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) pada sesi The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC) Outlook on Food Security, Green Economy, Tourism and FDIs in Member Countries di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (12/5/2023), Bahlil menyebutkan dari banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia, rata-rata investasi yang masuk dari negara-negara Islam selama lima tahun terakhir hanya 5,5 persen dari total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke Indonesia. Menurutnya, ini adalah fakta yang kontra produktif.

"Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara Muslim. Tapi di sisi lain sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam," kata Bahlil dalam keterangan di Jakarta, Sabtu (13/5/2023).

Menurut Bahlil, sebagai negara dengan potensi yang sangat besar, Indonesia tengah membangun ekosistem baterai mobil listrik yang akan menjadi kendaraan masa depan. Terlebih, Indonesia memiliki dua puluh lima persen cadangan nikel dunia, yang merupakan bahan baku utama baterai kendaraan listrik.

"Maka dari itu, saya menawarkan kepada Bapak Ibu semua agar bisa ikut mengambil bagian dan sampai dengan 2040 menuju Indonesia emas, desain pengelolaan investasi yang mengarah kepada hilirisasi pada delapan sektor komoditas unggulan yang potensi nilainya mencapai 545,3 miliar dolar AS," ungkap Bahlil.

Bahlil menjelaskan arah kebijakan investasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo berfokus pada hilirisasi yang berorientasi pada energi hijau dan industri hijau. Indonesia saat ini telah melakukan penghentian ekspor di beberapa komoditas bahan mentah seperti nikel, kemudian pada tahun ini akan kembali dilakukan untuk timah dan bauksit. Penghentian ekspor bahan mentah ini menjadi wujud komitmen pemerintah Indonesia dalam merealisasikan hilirisasi industri.

Kata Bahlil, Indonesia sekarang lebih fokus untuk melakukan hilirisasi terhadap komoditas sumber daya alam kami. Sebelum dilakukan penghentian ekspor nikel, dulu pendapatan Indonesia hanya 3,3 miliar dolar AS. "Tapi begitu ekspor nikel disetop dan dilakukan hilirisasi, pendapatan Indonesia dari nikel mencapai 30 miliar dolar AS," ujarnya.

IsDB Group Private Sector Forum merupakan salah satu pilar utama dalam rangkaian kegiatan IsDB Group Annual Meeting yang diselenggarakan untuk menyediakan platform jaringan yang unik bagi para mitra dan pemangku kepentingan terkemuka khususnya dalam sektor privat. Selain itu, IsDB juga menjadi wadah untuk mempromosikan peluang investasi dan perdagangan yang ditawarkan oleh negara-negara anggotanya.

Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi Arab Saudi dalam periode 2018 hingga triwulan I 2023 mencapai 26,5 juta dolar AS, tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas. Sektor tersier mendominasi dengan total senilai 24,78 juta dolar AS atau 94 persen dengan capaian tertinggi oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai 16,93 juta dolar AS atau sebanyak 64 persen dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia.

 

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler