Rekomendasi Sembilan Saham Berpeluang Cuan Pekan Ini

ICBP, INDF, AMRT, EXCL, ISAT, BIRD, PWON, GOTO, dan ASII direkomendasikan pekan ini.

Republika/Prayogi.
Karyawan mengamati pergerakan saham di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (10/2/2023) (ilustrasi).PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menyebutkan, sembilan saham berpeluang untung sehingga dapat menjadi pertimbangan para investor pada pekan ini atau selama empat hari perdagangan.
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menyebutkan, sembilan saham berpeluang untung sehingga dapat menjadi pertimbangan para investor pada pekan ini atau selama empat hari perdagangan.

Baca Juga


Saham tersebut yaitu ICBP (Support: 10,575, Resistance: 11,250), INDF (Support: 6,575, Resistance: 6,925), AMRT (Support: 2,840, Resistance: 3,070), EXCL (Support: 1,810, Resistance: 2,110), ISAT (Support: 7,450, Resistance: 8,100), BIRD (Support: 1,770, Resistance: 1,900), PWON (Support: 468, Resistance: 500), GOTO (Support: 103, Resistance: 129), dan ASII (Support: 5,975, Resistance: 6,475).

Equity Analyst IPOT Mino melalui keterangan resminya di Jakarta, Senin (15/5/2023), mengatakan, setidaknya terdapat dua sentimen positif yang mendasari analisisnya terhadap saham-saham tersebut sekaligus perlu diperhatikan para investor, yaitu dari segi domestik dan eksternal. "Dari domestik ada sentimen neraca perdagangan April, sementara itu dari eksternal terdapat sentimen perkembangan harga komoditas penjualan ritel AS pada April serta batas atas utang Amerika dan bank regional," kata Mino.

Meskipun turun, tapi pada Maret lalu neraca perdagangan tercatat masih surplus 2,91miliar dolar AS. Pada April neraca perdagangan diprediksi akan kembali surplus sebesar 3,33 miliar dolar AS. Sementara itu terkait sentimen penjualan ritel di Amerika, Maret lalu penjualan ritel di Amerika kembali turun hanya tumbuh 2,3 persen yoy dari sebelumnya 5,2 persen yoy.

Pada pekan lalu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali terkoreksi sebesar -1,2 persen dengan penurunan paling signifikan disumbang oleh sektor barang baku sebesar -3,9 persen, sektor energi -1,8 persen dan sektor kesehatan sebesar -1,1 persen.

Namun penurunan itu masih bisa ditahan oleh tiga sektor terbesar, yakni sektor properti dan real estate sebesar 4,4 persen, konsumer non-primer 3,7 persen serta transportasi dan logistik 3,2 persen.

 

 

Setidaknya terdapat empat sentimen negatif yang membuat pasar (market) terkoreksi pada pekan lalu, yakni pelemahan harga komoditas energi dan mineral logam, berlanjutnya aksi jual investor asing, kembalinya kekhawatiran krisis perbankan regional AS dan masih buntunya pembicaraan batas atas utang AS.

"Kekhawatiran akan potensi resesi ekonomi di Amerika seiring belum adanya sinyal pemangkasan suku bunga di tahun ini dan ekspektasi pemulihan ekonomi di China yang tidak sebaik sebelumnya sejalan dengan semakin dalamnya deflasi di tingkat produsen menjadi sentimen negatif utama di pasar komoditas. Sementara itu penguatan nilai tukar dollar Amerika yang juga turun memberikan katalis negatif tambahan," ujar Mino.

Sementara itu, masih terdapat empat sentimen positif yang menahan laju IHSG sehingga tidak semakin terkoreksi lebih dalam, yakni naiknya indeks keyakinan konsumen bulan April, naiknya penjualan ritel di bulan Maret, masuknya GOTO ke Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Global dan kembali turunnya inflasi AS.

Mino menjelaskan, pada Maret penjualan ritel tumbuh 4,9 persen yoy, meningkat cukup signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya naik 0,6 persen yoy. Peningkatan terjadi pada beberapa kelompok, terutama pada kelompok makanan, minuman dan tembakau, barang budaya dan rekreasi serta sub-kelompok sandang.

Pada April lalu, inflasi pada tingkat produsen di Amerika juga kembali turun menjadi 2,3 persen yoy dari sebelumya 2,7 persen yoy. Angka Inflasi tersebut juga lebih rendah dari konsensus yang memprediksikan inflasi sebesar 2,4 persen.

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler