Keakraban Jokowi dan Prabowo Saat Tanam Mangrove Bersama
Prabowo merupakan kandidat capres yang diprediksi bakal maju pilpres 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama-sama menanam pohon mangrove di Taman Wisata Alam Angke Kapuk, Jakarta Utara, Senin (15/5). Keduanya sama-sama mengenakan baju berwarna putih dalam acara penanaman mangrove secara serentak di seluruh Tanah Air ini.
Saat itu Jokowi mengenakan kaos lengan panjang berwarna putih, sedangkan Prabowo mengenakan kemeja putih. Keakraban Jokowi dan Prabowo ini tampak terlihat ketika bersama-sama 'nyemplung' ke rawa-rawa untuk menanam mangrove.
Selain Jokowi dan Prabowo, para pejabat TNI dan Polri serta para prajurit pun ikut serta menanam mangrove bersama. Sejumlah menteri dan pejabat lainnya juga turut hadir dalam penanaman mangrove, seperti Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Proses penanaman mangrove hanya berlangsung beberapa menit. Tampak Jokowi juga sempat melontarkan candaan kepada awak media yang hadir.
"Yang mau wawancara sini," kata Jokowi sambil tertawa.
Usai menanam mangrove, Jokowi dan Prabowo serta para pejabat yang hadir pun dipersilakan untuk kembali naik ke jembatan bambu. Saat itu, Prabowo yang berada di samping Jokowi terlebih dahulu keluar dari rawa-rawa dan menaiki tangga kayu.
Di belakang Prabowo tampak Jokowi mengikuti. Kemudian saat Prabowo tengah menaiki tangga kayu, tampak tangan Jokowi seperti menopang tubuh Prabowo. Setelah itu, Jokowi yang selanjutnya menaiki tangga bambu tersebut.
Dalam kesempatan ini, Jokowi pun juga sempat menyapa para prajurit TNI dan Polri yang ikut melakukan penanaman mangrove. Tak lama kemudian, Jokowi yang didampingi sejumlah menterinya melakukan konferensi pers dengan awak media tak jauh dari lokasi penanaman mangrove.
Kepada Jokowi, awak media sempat menanyakan terkait imbauan cuti kepada menterinya yang mencalonkan diri sebagai capres di 2024.
Jokowi pun mengimbau jajaran menterinya yang mencalonkan diri sebagai calon presiden di pemilu 2024 agar mengambil cuti. Menurut dia, cuti diperlukan jika menterinya ingin melakukan kampanye.
Pernyataan ini disampaikan Jokowi di depan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. "Menteri yang nyapres juga sama. Kalau memang waktunya untuk kampanye kurang ya lebih baik cuti," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, yang terpenting para menterinya yang maju di pilpres 2024 tak melanggar aturan yang ada.
"Banyak saya kira yang penting jangan melanggar regulasi, jangan melanggar undang-undang. Khusus yang ini tadi nanti tolong ditanya juga ke Pak Prabowo," ujarnya.
Mendengar hal itu, Prabowo yang berdiri di samping Jokowi pun tampak tersenyum.
Sebelumnya, dalam arahannya di Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (14/5), Jokowi menegaskan, Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat yang mampu menghadapi ketidakpastian global yang sulit diprediksi. Ia pun menyebut akan mengusahakan agar pemimpin Indonesia berikutnya merupakan sosok yang kuat.
“Oleh sebab itu, ke depan negara ini butuh kepemimpinan yang kuat. Dan mampu menghadapi ketidakpastiaan dunia, mampu menghadapi ketidakpastian global. Setuju? Kita butuh kepemimpinan yang kuat, setuju? Itu yang baru saya usahakan,” kata Jokowi.
Selain kepemimpinan yang kuat, Indonesia juga butuh pemimpin yang memiliki komitmen kuat dalam pemberantasan korupsi serta merawat demokrasi.
“Kepemimpinan yang kuat itu dibutuhkan, yang memiliki komitmen yang kuat untuk anti korupsi, yang memiliki komitmen yang kuat untuk merawat demokrasi, penting. Jangan nanti ada yang mau Musra dilarang,” ujarnya.
Saat ditanya apakah Prabowo Subianto merupakan sosok pemimpin yang kuat, Jokowi kembali menyampaikan, bahwa yang memiliki kewenangan untuk mencalonkan capres adalah partai atau gabungan partai. Sedangkan Musra digelar untuk menjaring sosok pemimpin yang diinginkan oleh rakyat.
“Kita ini relawan, rakyat ya. Kita harus tau dulu yang itu. Tapi relawan juga memiliki pandangan, memiliki gagasan, memiliki ide untuk misalnya tadi membuat Musra untuk menjaring aspirasi dibawah seperti apa, yang diinginkan siapa, akar rumput menginginkan siapa, rakyat menginginkan siapa, itu yang ingin kita dengar dan ingin saya tahu,” jelas Jokowi.