Bayi Tertular Sifilis dari Orang Tua, Ini Risikonya

Seorang anak yang lahir dengan sifilis bisa memiliki beberapa masalah kesehatan.

Pixabay
Bayi tertular sifilis dari orang tuanya (ilustrasi). Bayi yang tertular sifilis akan mengalami beberapa risiko kesehatan.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Qommarria Rostanti

REPUBLIKA.CO.ID, TORONTO -- Sifilis menjadi salah satu infeksi yang menurut dokter bisa sangat berbahaya bagi kehamilan. Bayi yang tertular sifilis dari orang tuanya dapat mengalami beberapa masalah kesehatan.

Baca Juga


“Ini dapat menyebabkan kematian janin, atau lahir mati,” kata dokter penyakit menular di Rumah Sakit St Michael di Toronto (Kanada), Darrell Tan, dilansir laman CBC, Senin (15/5/2023).

Dr Tan mengatakan, seorang anak yang lahir dengan sifilis bisa memiliki beberapa masalah kesehatan, misalnya memengaruhi otak, tulang dan persendian, serta hampir semua sistem organ dalam tubuh. Jika diketahui lebih awal, infeksi sifilis dapat dengan mudah diobati dengan antibiotik.

Namun, dr Tan mengatakan bahwa ketidaksetaraan struktural, seperti rasisme dan warisan kolonisasi, juga dapat memengaruhi kemauan atau mungkin kemampuan orang untuk mengakses perawatan pada tahap awal. Dr Tan mengatakan, perawatan awal mungkin dapat menghentikan infeksi sifilis.

Sifilis dapat menunjukkan beragam gejala yang dapat mempersulit deteksi infeksi sejak dini. Pada infeksi awal, sifilis bisa muncul borok di bagian tubuh yang terpapar. Namun, bisul itu mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, atau terjadi pada bagian tubuh yang sulit dilihat, seperti vagina atau rektum.

Dalam kasus lain, infeksi memicu demam atau ruam. Gejala-gejala ini dapat mendorong seseorang untuk mencari pertolongan medis, tetapi gejala tersebut juga dapat disalahartikan sebagai penyakit lainnya. Jika tidak diobati, infeksi dapat berdampak serius, termasuk masalah neurologis, kerusakan organ, kehilangan penglihatan, bahkan kematian.

Sifilis dapat dideteksi dengan tes darah sederhana. Pedoman PHAC menetapkan skrining universal untuk sifilis selama trimester pertama kehamilan. Bagi mereka yang berisiko lebih besar terpapar, pedoman tersebut menyarankan skrining ulang pada 28 hingga 32 minggu, dan sekali lagi saat melahirkan.

"Kami memiliki pengobatan yang sangat efektif, hanya dua atau lebih suntikan penisilin biasa," ujar dr Tan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler