Dugaan Peretasan Data Nasabah BSI, Pakar: Ini Sekadar Membuat Gaduh

Mengambil data nasabah dalam jumlah besar dari bank besar bukan hal mudah.

www.freepik.com
LockBit ransomware (ilustrasi). Pada Februari 2023, LockBit mengeklaim bertanggungjawab atas serangan siber terhadap BSI. pada Februari 2023 grup Lockbit Ransomware mengeklaim telah menyerang 129 korban
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keamanan data nasabah perbankan menjadi isu yang sangat krusial dalam dunia perbankan. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa data nasabah perbankan umumnya mengandung informasi pribadi dan sensitif, yang bisa disalahgunakan untuk kejahatan, seperti pencurian identitas atau penipuan.

Baru-baru ini Geng Ransomware LockBit 3.0 mengeklaim bahwa mereka telah mencuri data nasabah dan menghentikan layanan PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi PB HMI, Firman Kurniawan Said menyebutkan bahwa jika ada pihak yang mengeklaim memiliki data nasabah dari BSI, klaim tersebut masih perlu diverifikasi kebenarannya.

Menurut dia, BSI sebagai lembaga keuangan yang bertanggung jawab atas uang dan transaksi keuangan masyarakat, telah memberikan jaminan keamanan yang optimal terhadap data-data nasabahnya.

Baca Juga



“Sudah sangat optimal, bahkan data keamanan nasabah merupakan hal yang selalu menjadi pengawasan penting dari regulator perbankan saat ini. Mungkin saja mereka memiliki sampel laporan nasabah, tetapi itu belum tentu benar-benar data nasabah dari BSI,” katanya.

Pria yang akrab disapa Yawan ini mengatakan, untuk mengakses, apalagi mengambil data dalam jumlah besar dari sistem perbankan bukanlah hal yang mudah. Sebab, setiap bank memiliki sistem keamanan yang sangat kuat, serta adanya deteksi pada peningkatan lalu lintas jaringan.

“Meskipun malware dapat merusak perangkat lunak, untuk mengambil data dalam jumlah yang besar, tetap membutuhkan lalu lintas jaringan yang tinggi, dan hal ini pasti terdeteksi sedari awal oleh bank untuk diantisipasi," kata Yawan.

Keamanan data nasabah, lanjut Yawan, telah menjadi prioritas utama bagi bank-bank di Indonesia. Ia menilai, perbankan nasional telah menjalankan upaya tersebut dengan baik. Artinya, menurut Yawan, klaim peretas yang menyerang BSI sama sekali tidak berdasar dan sekadar membuat kegaduhan.

“Oleh karena itu, nasabah tidak perlu panik. Setiap nasabah hanya perlu waspada dengan menjaga data kredensial, seperti kata sandi, PIN dan sejenisnya, serta selalu melakukan transaksi melalui jaringan pribadi," kata Yawan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler