Bahas Tasawuf , UIN Jakarta-Turos Pustaka Bedah Buku "Apa itu Tasawuf?"

UIN dan Turos Pustaka menyimpulkan, tasawuf merupakan jalan menenangkan diri.

Erdy Nasrul/Republika
Bedah buku Tasawuf yang diselenggarakan UIN Jakarta bersama Turos Pustaka
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -–Fakultas Ushuluddin (FU) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar FU Talkshow bekerjasama dengan penerbit Turos Pustaka pada hari Rabu (17/5). Acara ini membedah buku "Apa itu Tasawuf?" karya Dr. Martin Lings yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Turos Pustaka.

Baca Juga


Acara ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Dr. Wiwi Siti Sajarah (Direktur Pusat Studi Gender dan Anak UIN Jakarta, Dr. Humaidi (Dosen Pascasarjana UIN Jakarta), dan Wawan Kurniawan, M.Ag (Penerjemah buku "Apa itu Tasawuf?"). Selain narasumber yang telah disebutkan, hadir juga M. Tamamul Iman, M.Phil yang berperan sebagai moderator.

Bedah buku "Apa itu Tasawuf" ini diselenggarakan secara hybrid, luring dan daring. Acara diselenggarakan di Teater Lantai 4 Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta dan bisa juga disaksikan melalui live streaming YouTube di kanal Rene Turos Studio.

Acara yang dilaksanakan mulai pukul 13.00 WIB ini mendapatkan antusiasme luar biasa. Jumlah peserta yang hadir dalam ruang acara melebihi kapasitas. Sekira 120 peserta dari berbagai kalangan civitas akademika UIN Jakarta hadir memadati ruang teater.

Dalam sambutannya, M Farobi Afandi menyampaikan alasan mengapa Turos menghadirkan terjemahan buku ini, "Agar pembaca Indonesia juga mengenal Martin Lings bukan hanya sebagai penulis sirah nabawiyah saja, melainkan juga sebagai seorang sufi." ungkap Editor in Chief penerbit Turos Pustaka ini.

Diskusi buku ini berjalan dengan menarik dari awal hingga akhir, para narasumber menyampaikan uraian terhadap buku "Apa itu Tasawuf?" secara rinci.

Moderator mengawali diskusi dengan dengan menagih jawaban dari judul buku ini kepada penerjemah. Wawan menguraikan bahwa, “Lings menjawab pertanyaan apa itu tasawuf, bahkan semua esensi dari tasawuf, dengan sebuah hadis qudsi yang terkenal. Lings juga menyertakan argumentasinya mengapa ia menggunakan hadis qudsi ini.”

Wawan juga menyampaikan, “Buku karya Martin Lings ini bukan hanya buku yang ditulis oleh seorang pengamat tasawuf. Jika Anda familiar dengan Risalah al-Qusyairiyah dan Ihya Ulumiddin, buku ini sama semacam itu. Ditulis oleh seorang syekh sufi abad ke-21.”

Pemaparan menarik juga disampaikan oleh pembedah, Dr. Wiwi Siti Sajaroh yang merupakan seorang pakar tasawuf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, “Jika ditanya apakah Martin Lings bertarekat, jawabnya iya. Lings mengikuti tarekat Syadziliyah, sama dengan tarekat yang dianut oleh Hadhratussyekh Hasyim Asy’ari.” 

Dr. Humaidi sebagai pembedah kedua melengkapi perspektif dari kedua pembicara sebelumnya. Dalam pemaparannya ia menyampaikan bahwa inti utama dari tasawuf adalah kerendahatian. Ia melengkapi pemaparan pamungkasnya ini dengan mengutip kisah Hasan al-Basri dan muridnya Habib, yang dipaparkan dalam buku ini.

Pada sesi tanya jawab. Para peserta yang hadir sangat antusias untuk berebut kesempatan bertanya. Hingga menjelang acara ini berakhir pada pukul 16.00 WIB, penanya harus dibatasi karena acara sudah harus diakhiri.

Acara ditutup dengan penyerahan cendera mata kepada para pembicara, disusul dengan foto bersama dengan para tamu undangan dan peserta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler