Ingin Masuk Pasar India, Tesla Negosiasi Insentif Kendaraan Listrik

Tesla juga berupaya membangun pabrik baterai kendaraan listrik di negara tersebut.

Reuters
Logo Tesla. Tesla menggelar diskusi dengan pejabat Pemerintah India terkait insentif untuk mobil dan pabrik baterai kendaraan listrik.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Tesla menggelar diskusi dengan pejabat Pemerintah India terkait insentif untuk mobil dan pabrik baterai kendaraan listrik. Tesla dikabarkan sedang gencar memasuki pasar India.

Baca Juga


Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat itu telah mengajukan pendirian pabrik di India. Dikutip dari Reuters pada Kamis (18/5/2023), Tesla juga berupaya membangun pabrik baterai kendaraan listrik di negara tersebut.

"Tesla masih melihat dan mencoba memahami kebijakan domestik," ungkap sumber Reuters

Diskusi tersebut menunjukkan perubahan sikap Tesla dalam menyasar pasar India. Pada akhir tahun lalu, Tesla mengincar bea masuk impor mobil yang lebih rendah dan bahkan mencapai 100 persen. Akan tetapi, diskusi terkait insentif pajak itu berakhir buntu. 

India menekankan, Tesla harus membuat kendaraan listrik di pabrik di India. Sementara Tesla berargumentasi, perlu ada uji permintaan dengan rencana ekspor terlebih dahulu.

India telah menyisihkan sekitar 6 miliar dolar AS untuk menjalankan dua program dalam meningkatkan penjualan dan manufaktur kendaraan listrik. Di bawah skema tersebut, pembuat mobil dan produsen baterai dapat memperoleh insentif cashback tertentu untuk menjual dan mengekspor kendaraan serta suku cadang buatan lokal.

"Tampaknya Tesla datang dengan hati dan kepala yang berbeda kali ini untuk memanfaatkan ledakan permintaan mobil (di India). Tesla dapat menegosiasikan hal-hal seperti pajak lebih baik jika mendirikan pabrik," kata penasihat kebijakan publik dari White Dolphin Media, Mohan Shukla.

Tesla telah mengungkapkan tujuan untuk menjual 20 juta kendaraan listrik per tahun pada 2030. Angka itu membutuhkan investasi baru yang besar di pabrik perakitan dan produksi baterai.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler