Pengakuan Kiai Marzuki Mustamar di Balik Baiatnya Ustadz Hanan Attaki
Ustadz Hanan Attaki berbaiat NU dituntun KH Marzuki Mustamar
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – Pendakwah milenial dan penggagas Gerakan Pemuda Hijrah Ustadz Hanan Attaki berbait di hadapan
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar sebagai anggota NU.
Pembaiatan ini dilakukan dalam acara Halal Bihalal 1444 Hijriyah Keluarga Besar Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek sekaligus Haul KH Ahmad Noer, KH Mustamar, dan KH Murtadho Amin, di Malang, Kamis (11/5/2023) malam.
Kiai Marzuki menceritakan awal mula pertemuannya dengan Ustadz Hanan Attaki, sebelum yang bersangkutan dibaiat.
Kiai Marzuki pun memastikan, keinginan Hanan Attaki dibaiat masuk NU muncul secara alami dan tanpa paksaan.
Keinginan Hanan Attaki bergabung dengan NU dilatarbelakangi kendala saat yang bersangkutan hendak berdakwah ke sejumlah daerah di Jawa Timur, namun mendapat banyak penolakan. "Dados piyambake (jadi orangnya) kan ada di gerakan hijrah. Lalu ketika mulai masuk di Jawa Timur di Madura, di mana-mana, di kampung NU agak bermasalah dengan Banser dan segala macamnya kan tempo hari," kata Kiai Marzuki, Kamis (18/5/2023).
Beberapa waktu lalu, lanjut Kiai Marzuki, Hanan Attaki melaksanakan ibadah umroh. Di tanah suci, Hanan Attaki memanjatkan doa agar diberi jalan keluar oleh Allah SWT dan dipertemukan dengan guru yang tepat. Istri Hanan Attaki kemudian tiba-tiba teringat dengan Kiai Marzuki.
Istri Hanan Attaki merupakan salah satu murid Kiai Marzuki ketika di menuntut ilmu MAN Malang. Istri Hanan Attaki kemudian mengajak suaminya untuk bertemu dengan Kiai Marzuki dan sowan ke Ponpes Sabilurrosyad Gasek di Malang.
"Nah, ternyata istrinya ingat dulu pernah saya ajar. Istrinya itu alumni MAN Malang program khusus keagamaan paket pengantar bahasa Arab. Saya dulu guru tafsirnya," ujarnya.
Kiai Marzuki mengungkapkan, pertemuan pertamanya dengan Hanan Attaki terjadi pada Hari Raya Idulfitri 1444 H. Pembicaraan keduanya pun berlangsung dengan Bahasa Arab.
"Hari raya seperti umumnya tamu hari raya sowan ke saya. Kemudian saya sedikit banyak tahu masalah (Hanan) kena portal di Madura, di mana, lalu saya memberi nasihat pakai Bahasa Arab. Dia kan alumni Mesir Al Azhar," kata Kiai Marzuki.
Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan
Marzuki menyebut, selama tiga jam dirinya memberi nasihat dan berbincang dengan Hanan, banyak hal yang keduanya bahas.
Mulai dari cara berdakwah dan membimbing umat, sampai upaya menjaga keutuhan bangsa dan rasa nasionalisme.
Singkat cerita, Hanan pun sepakat dengan nasihat Kiai Marzuki, khususnya tentang nilai-nilai NU. Hanan Attaki pun memohon agar Kiai Marzuki berkenan menjadi guru dan membimbingnya.
Marzuki kemudian memberi tahu dan mempersilakan Hanan untuk datang di acara halal bi halal dan haul di Malang pada 11 Mei 2023. Acara itu dihadiri KH Anwar Zahid dan Prof Nadirsyah Hosen.
"Akhirnya dia rawuh. Nah melihat acara pengajian kayak begitu, ada istighasah kebangsaan kayak begitu, kami nggak tau apa yang terjadi dalam hatinya," kata Kiai Marzuki.
Di tengah acara, lanjut Kiai Marzuki, Hanan Attaki tiba-tiba meminta agar dibaiat menjadi anggota NU. Marzuki kembali menegaskan, hal itu berjalan alamiah tanpa paksaan apa pun.
Disinggung soal kemungkinan Hanan Attaki masuk kepengurusan NU, Kiai Marzuki memasrahkan semua itu ke pimpinan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Namun, sebagaimana yang telah umum dilakukan, untuk menjadi pengurus NU, seseorang haruslah melalui proses dan tahapan kaderisasi.
"Seperti juga umumnya orang yang menjadi warga NU, untuk menjadi pengurus harus ikut kaderisasi dulu," ujarnya.
Sementara itu, pembaitan itu juga disaksikan oleh santri dan jamaah yang hadir. Berikut baiat NU yang dibacakan Kiai Marzuki dan diikuti oleh Ustadz Hanan Attaki:
Bismillahirrrahmanirrahim
Asyhadualla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. Rodhitu Billahi Robba Wabil Islami Dina Wabi Muhammadin Nabiyya Warasula
1. Saya al-Ustadz Hanan Attaki menyatakan demi Allah benar-benar Muslim, mukmin, zahiran wa batinan.
2. Saya Ustadz Hanan Attaki menyatakan berbaiat, bersumpah, mengikuti ajaran akidah, ulama, habaib, kiai dari kalangan ahlussunah wal jamaah.
3. Saya Ustadz Hanan Attaki bersumpah, berbaiat, demi Allah benar-benar masuk dan mengikuti jamiyah, jamaah, dan ajaran Nahdlatul ulama, yang ditaksis (didirikan) oleh Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri, zahiran wa batinan, waraditu bizalika.
4. Saya Ustadz Hanan Attaki menyatakan benar-benar zahran wa batinan, menerima sistem bernegara, berbangsa, NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45 dengan bimbingan para ulama, para habaib, min ahlissunnah wal jamaah.
5. Selanjutnya, kami menyatakan siap mati membela Islam, siap mati, membela Ahlussunnah wal Jamaah, siap mati membela, memperjuangkan Nahdlatul Ulama, siap mati untuk NKRI.
Lahaula wa la quwwata illa billahil aliyyil adzim...
Setelah menuntun pembacaan baiat tersebut, Kiai Mustamar pun menyampaikan, “Sekalian kami juga sampaikan, kami sudah minta nama Abah dan Umi beliau, saat kita tahlil tadi juga sudah kita ikrarkan kita niatkan juga untuk Umi dan Abah beliau, karena beliau sudah benar-benar NU,” ujar Kiai Mustamar seperti ditayangkan kanal Youtube PonpesgasekTV, Kamis (11/5/2023).
Selanjutnya, Kiai Mustamar pun mempersilakan Ustadz Hanan Attaki untuk menyampaikan beberapa patah kata. Pemuda kelahiran Aceh, 31 Desember 1981 itu pun sangat bersyukur menjadi warga Nahdliyin.
“Alhamdulillah, malam ini adalah malam terbaik dalam hidup saya sejak ibu saya melahirkan saya, karena bagi seorang mukmin dia dilahirkan dua kali. Yang pertama, dilahirkan jasadnya oleh orang tua biologisnya, dan yang kedua dilahirkan ruhiyahnya oleh gurunya atau mursyidnya,” kata pendiri gerakan Pemuda Hijrah di Bandung ini.