Cerita Mak Mutiroh: Calhaj Usia 103 Tahun dari Tasikmalaya yang Semangat ke Tanah Suci

Mutiroh bersama suaminya menjual sawah dan kolam ikan untuk bisa mendaftar haji.

Republika/Bayu Adji P
Mutiroh (103 tahun), calon jamaah haji (calhaj) tertua asal Kabupaten Tasikmalaya, saat ditemui di rumahnya, Kampung Kabandungan, Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (18/5/2023).
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Tahun ini, Mutiroh akhirnya akan diberangkatkan ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji. Meskipun usianya sudah 103 tahun, calon jamaah haji (calhaj) asal Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, itu tetap bersemangat untuk menjalankan rukun Islam kelima yang menjadi cita-citanya sejak lama.

Baca Juga


“Saya bahagia bisa berangkat. Alhamdulillah, masih sehat,” ujar Mak Mut, sapaan akrab Mutiroh, saat ditemui di rumahnya di Kampung Kabandungan, Desa Pakalongan, Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (18/5/2023).

Mak Mut meyakini, dirinya siap untuk menunaikan ibadah haji. Ia mengaku sudah menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan. Fisiknya masih dianggap kuat untuk ibadah di Tanah Suci.

Perempuan yang kini memiliki tujuh anak, 20 cucu, dan 14 cicit, itu pun tak banyak memiliki kekhawatiran. 

Meski tak ada keluarga yang mendampingi, ia yakin petugas haji dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tasikmalaya akan membimbingnya saat menjalani ibadah di Tanah Suci. “Nanti ada yang menuntun lansia dari kantor (Kemenag),” ujar Mak Mut.

Niat ibadah haji

Republika mengunjungi rumah Mak Mut di Kampung Kabandungan pada Kamis (18/5/2023). Rumahnya tampak sederhana, berdinding kayu, dan tidak ada gerbang di depannya.

Di rumah itu, Mak Mut tinggal seorang diri. Suaminya meninggal pada 2017. Namun, anak-anak Mak Mut juga tinggal di kampung itu sehingga ketika malam perempuan kelahiran Februari 1920 itu tidur di rumah anaknya.

Keseharian Mak Mut kini lebih banyak di rumah. Akan tetapi, ia masih sering ikut pengajian yang ada di sekitar kampungnya.

Mak Mut menceritakan, keinginannya untuk menunaikan ibadah haji sudah lama muncul. Namun, baru sekitar 13 tahun lalu ia bersama suaminya memantapkan niat untuk bisa berangkat ke Tanah Suci. 

Untuk mewujudkan niatnya, salah satu upaya pasangan suami istri tersebut menjual sawah dan kolam ikan. Hasil penjualan aset itu digunakan untuk mendaftar haji pada 2017. “Saya daftar bersama suami,” kata Mak Mut.

Tak sampai setahun usai mendaftar haji, suami Mak Mut meninggal dunia. Uang pendaftaran haji suaminya dikembalikan karena keluarganya memilih jatah itu tak diwariskan.

 

 

Meskipun tak lagi bersama suaminya, Mak Mut tetap memantapkan niat untuk pergi haji. “Tidak takut. Tetap semangat karena ke Makkah adalah cita-cita saya,” ujar Mak Mut.

Mak Mut semula dijadwalkan diberangkatkan ke Tanah Suci pada 2021. Kondisi pandemi Covid-19 membuat keberangkatan Mak Mut ditunda. Kemudian pada 2022 ada pembatasan usia calhaj yang bisa diberangkatkan untuk ibadah haji, maksimal 65 tahun.

Akhirnya pada 2023 ini Mak Mut mendapat kepastian. Ia dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci bersama calhaj lainnya pada 4 Juni 2023. 

Dukungan keluarga

Anak Mak Mut, Suartika (44 tahun), mengatakan, ibunya sudah lama ingin menunaikan ibadah haji, bahkan sejak usia muda. Namun, Mak Mut baru bisa mendaftar haji saat usianya sudah 97 tahun.

Keinginan Mak Mut pergi haji bersama suaminya pupus. Meski begitu, Mak Mut tetap bertekad untuk menunaikan niatnya ibadah haji. “Sebenarnya (Mak Mut) harusnya pergi pada 2021, namun terhalang pandemi Covid-19,” kata anak keenam dari tujuh bersaudara itu.

 

Mak Mutiroh bersama keluarganya, Kamis (18/5/2023). - (Republika/Bayu Adji P)

 

Meski keberangkatannya tertunda, Suartika menilai, semangat ibunya untuk pergi haji tak pernah padam. Bahkan, seluruh kegiatan bimbingan manasik diikuti ibunya tanpa pernah absen, kecuali kegiatan manasik terakhir karena kondisi Mak Mut kurang fit.

Menurut Suartika, ibunya itu masih sehat dari segi fisik. Mak Mut masih bisa berjalan dengan normal. Hanya penglihatan dan pendengaran Mak Mut mulai terganggu karena faktor usia. Namun, pihak keluarga terus mendukung Mak Mut untuk mewujudkan cita-citanya menunaikan ibadah haji. 

“Kami sangat mendukung. Semoga di sana tetap sehat dan selamat sampai kembali lagi,” ujar Suartika. 

Jamaah calhaj lansia

Menurut Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kabupaten Tasikmalaya Yayat Kardiyat, Kabupaten Tasikmalaya mendapat kuota 1.514 calhaj untuk diberangkatkan pada 2023.

Dari jumlah calhaj terdaftar, kata dia, 20 persen di antaranya merupakan warga lanjut usia (lansia). “Usia (calhaj) paling tua dari Kabupaten Tasikmalaya 103 tahun,” ujar Yayat, saat dihubungi Republika, Rabu (17/5/2023).

Menurut Yayat, Kemenag Kabupaten Tasikmalaya akan memberikan perhatian khusus terhadap calhaj lansia. Apalagi slogan penyelenggaraan haji tahun ini “haji berkeadilan dan ramah lansia”. “Kami juga sudah siapkan pembimbing yang sudah terlatih dalam menangani lansia,” kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler