Rusia dan AS Saling Tuduh Mempersenjatai Ukraina

Rusia tuduh Barat menggunakan Ukraina sebagai tempat pengujian senjata.

EPA-EFE/SERGEY SHESTAK
Tentara Ukraina menembakkan senjata antipesawat ke posisi dekat Bakhmut, wilayah Donetsk, Ukraina timur, Sabtu (4/2/2023), di tengah invasi Rusia. Prajurit Ukraina telah memasang senjata anti-pesawat S-60 era Soviet di truk untuk mobilitas dan kinerja pertempuran yang lebih baik. Kota garis depan Bakhmut, target utama pasukan Rusia, telah mengalami pertempuran sengit selama berbulan-bulan.
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, PBB - Rusia dan Amerika Serikat saling tuduh tentang urusan mempersenjatai Ukraina. Moskow menyalahkan dan menuding Barat telah menggunakan negara di Eropa Timur itu sebagai tempat pengujian senjata.

Saat berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kamis (18/5/2023), Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan bahwa Ukraina terseret ke dalam konflik yang berkepanjangan oleh Barat.

"Pengiriman sistem senjata yang semakin banyak dan terus-menerus ke Kiev untuk melakukan serangan dan pelatihan angkatan bersenjata Ukraina di wilayah mereka sendiri berarti bahwa negara-negara ini tidak hanya menjadi pihak dalam konflik bersenjata dengan Rusia ... tetapi mereka juga kaki tangan kejahatan perang,'' kata Nebenzia.

Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood menyebut narasi Rusia justru memutarbalikkan fakta.

"Kami di sini lagi, mendengarkan tuduhan Rusia bahwa pengiriman senjata dari Amerika Serikat dan negara-negara lain yang memberikan dukungan kepada Ukraina untuk membela diri adalah ancaman besar dalam konflik Ukraina ... bukannya invasi Rusia terhadap tetangganya yang berdaulat," ujar Wood.

Menurut Wood, pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Kiev ditujukan untuk mencegah Rusia bertindak brutal terhadap warga sipil Ukraina, memaksa mereka meninggalkan rumah-rumah mereka dan berakibat pada naiknya harga energi serta pangan di seluruh Eropa, bahkan dunia.

Dia mengatakan bahwa pengiriman senjata oleh AS dan lainnya ke Ukraina bukanlah penyebab berlanjutnya perang "tak perlu" yang dilancarkan Rusia.


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler