Kloter Pertama Jamaah Haji Afghanistan Mulai Berangkat
Banyak jamaah haji Afghanistan yang telah menunggu lama untuk berangkat.
REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kloter pertama jamaah haji dari Afghanistan sebanyak 346 pria dan wanita, meninggalkan Bandara Kabul menuju Arab Saudi pada Minggu pagi. Diperkirakan 30 ribu orang Afghanistan akan melakukan ibadah haji tahun ini.
Kloter pertama berangkat ke Madinah dengan pesawat yang dioperasikan oleh Kam Air, maskapai penerbangan swasta terbesar Afghanistan dan disewa oleh pemerintah untuk melayani para peziarah.
Penerbangan haji juga akan lepas landas dari Balkh, Kandahar, dan Herat.
“Kami akan pergi ke kota-kota suci, di mana satu sholat dapat dihitung menjadi 100 ribu di Makkah dan 50 ribu di Madinah, dan kami memiliki banyak harapan,” kata Sayed Ahmad Mustaqim, salah satu peziarah dari kloter pertama, dilansir dari Arab News, Senin (22/5/2023).
"Kami berterima kasih kepada pemerintah Saudi karena telah memberikan kesempatan untuk melakukan haji kepada 30 ribu orang Afghanistan,” sambungnya.
Banyak peziarah Afghanistan telah menunggu bertahun-tahun untuk dapat memulai perjalanan dari negara mereka yang dilanda perang. Seorang pengusaha berusia 75 tahun, Abdul Qadir, mengatakan dia menabung selama 15 tahun agar bisa berangkat haji.
"Rencana saya untuk perjalanan ini adalah berdoa untuk diri saya sendiri, untuk Anda, untuk seluruh bangsa Afghanistan yang telah banyak menderita,” ungkapnya.
Maulvi Abdul Kabir, penjabat perdana menteri Afghanistan, dan pejabat Taliban lainnya menemani para peziarah ke bandara, dan meminta mereka dalam konferensi pers untuk "berdoa untuk kesuksesan Muslim Afghanistan" dan "untuk pelonggaran masalah ekonomi warga Afghanistan."
Ekonomi Afghanistan, yang telah menderita perang selama beberapa dekade, telah jatuh lebih jauh sejak AS dan beberapa badan internasional menempatkan negara itu di bawah sanksi ketika Taliban mengambil kendali pada Agustus 2021.
Perjalanan haji menelan biaya hampir 4.000 dolar AS (Rp 59,7 juta) dan sebagian besar orang Afghanistan berpenghasilan kurang dari 200 dolar AS (Rp 2,9 juta) per bulan.
Gulali (55) yang bepergian dengan putranya, mengatakan tidak ada kata-kata untuk mengungkapkan betapa bahagianya ia hari ini. “Kami akhirnya berhasil tahun ini. Semoga Allah memberikan kesempatan ini kepada setiap Muslim,” kata Gulali.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2307491/world