LSI Denny JA: Ada Tiga “PR” Besar Dedi Mulyadi di Gerindra

Jika gagal membuktikan diri Kang DM bisa jadi bahan nyinyiran dan sindiran.

Antara/M Risyal Hidayat
Tokoh Jawa Barat Dedi Mulyadi atau biasa disapa Kang DM disebut punya PR besar di Gerindra. Jika gagal ia akan jadi bahan sindiran publik.
Red: Joko Sadewo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah, menilai, kepindahan politikus Golkar, Dedi Mulyadi atau biasa disapa Kang DM ke Gerindra, membawa implikasi yang berat untuk tokoh Jawa Barat itu. Ada tiga 'PR' besar yang harus dijawab Kang DM di Gerindra.


“Tantangannya berat yang akan berkonsekuensi pada cerah dan suramnya masa depan Kang DM,” kata Toto, kepada Republika.co.id, Senin (22/5/2023).

Hal ini disampaikan Toto menanggapi kepindahan ‘kendaraan’ politik Kang DM, yang sebelumnya dari Golkar pindah ke Gerindra. Kang DM  telah menemui Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, setelah sebelumnya melayangkan surat pengunduran diri dari Golkar, termasuk dari anggota DPR RI.

Pilihan politik Kang DM untuk pindah partai, menurut Toto, sebenarnya wajar dan logis saja. Meskipun, pilihan itu cukup mengejutkan petinggi Golkar.

Namun Toto melihat munculnya tantangan sekaligus tuntutan yang akan menjadi ‘PR” besar Kang DM, saat  sudah berada di Gerindra. “Jika tidak cerdas memanfaatkannya, apa yang mungkin dianggap berkah dari kepindahannya itu, bisa menjadi musibah buat masa depan politik Kang DM,” kata Toto.

Agar menjadi berkah, kata Toto,  setidaknya ada tiga ‘PR” besar Dedi Mulyadi yang harus dilakukan dalam waktu dekat ini. Toto menyebutnya dengan prrogram “Three in One”.

Pertama, Kang DM harus punya kemampuan membranding diri agar secara elektabilitas, minimal bisa memepet Ridwan Kamil, yang dalam banyak survei masih memimpin cukup jauh sebagai calon gubernur Jabar.

Kedua, kata Toto, Kang Dedi juga harus  membranding Gerindra agar keberadaannya memberi nilai plus. Minimal mempertahankan kursi yang ada. Syukur-syukur menambah kursi.

Ketiga, beban berat  Kang DM adalah memenangkan, Prabowo Subianto, sebagai capres. Seperti diketahui, di hampir seluruh lembaga survei, posisi elektabilitas Prabowo di Jabar masih besaing ketat dengan Anies Baswedan.

“Buat saya, kepindahan Kang DM dari Golkar ke Gerindra akan menjadi taruhan hidup mati karir Kang DM. Berbeda dengan saat dia masih di Golkar. Begitu pilihan beralih ke Gerindra, persoalannya bukan sekedar ganti baju yang juga umum dilakukan politisi lain. Tapi, dalam kontek Kang DM, ada reputasi politik yang akan ikut menentukan cerah dan buramnya dia ke depan,” papar dia.

Karena itu, lanjut Toto, beban Kang DM bisa jauh lebih besar dan berat dari Ketua DPD Gerindra Jawa Barat, Taufik Hidayat. Sebab, kalau kepindahan itu tak memberi nilai plus baik buat partai maupun buat pencapresan Prabowo, apalagi buat elektabilitas diri Dedi sendiri, maka saatnya nanti dia hanya akan jadi bahan nyinyiran dan sinisme publik.

Tugas berat Kang DM lainnya, tambah Toto, adalah mengonversi suara dan dukungan pemilih ke dirinya, dari yang awalnya pemilih Golkar menjadi pemilih Gerindra.

"Dan dari pemilih tersebut dikonversi juga menjadi pemilih Prabowo pada Pilpres nanti. Termasuk, mengonversi elektabilitas dirinya yang di survei sekitar 24 persen sebagai cagub Jabar menjadi pemilih Gerindra dan Prabowo,” papar Toto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler