PDIP Tuding Ada Proyek Politik untuk Pisahkan Jokowi dengan Megawati

Ada riak-riak politik yang mencoba untuk memisahkan keduanya.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati Soekarnoputri harmonis jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menegaskan, hubungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Megawati Soekarnoputri harmonis jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal tersebut disampaikannya untuk membantah adanya ketidaksamaan pandangan usai bertemunya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.


Katanya, hubungan Megawati dengan Jokowi layaknya seorang ibu dan anak. Meskipun, dia mengeklaim, adanya riak politik yang mencoba untuk memisahkan keduanya.

"Jadi itu ada riak-riak politik yang coba memisahkan antara Bu Mega dan Pak Jokowi. Pak Jokowi dan Bu Mega. Proyek-proyek politik yang mencoba memisahkan antara Bu Mega dengan Pak Jokowi," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023).

"Tentu dinamika politiknya terjadi sejak tahun 2015. Tetapi, terbukti bahwa keteguhan di dalam hubungan kedua pemimpin itu kan mampu membiarkan berbagai skenario-skenario politik yang ingin memecah-belah," katanya.

Menurut dia, renggangnya hubungan antara Jokowi dengan Megawati hanyalah tafsiran politik dari luar saja. Padahal, hubungan keduanya disebut sudah matang sejak Jokowi menjabat sebagai wali kota Solo.

"Pak Jokowi sendiri sudah menganggap bu mega seperti ibunya sendiri sehingga di dalam hubungan yang sudah dimatangkan sejak beliau menjadi wali kota, gubernur, dan kemudian menjadi presiden dua periode. Itu sudah hubungan yang sangat dalam," ujar Hasto.

Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah membantah adanya hubungan kurang baik antara Jokowi dengan Megawati. Dia mengatakan, publik menilai salah pola hubungan dan komunikasi keduanya selama ini.

Dalam konteks Pilpres 2024, dia yakin, Jokowi dan Megawati akan satu frekuensi. Baik dalam hal kerja sama politik yang diambil PDIP, maupun nama yang akan diusung sebagai calon presiden (capres).

"Jadi menurut pendapat saya, dalam konteks pilpres, muaranya nanti Pak Jokowi dan Ibu Mega akan satu frekuensi," ujar Basarah dalam sebuah diskusi daring, dikutip pada Jumat (14/4/2023).

Kendati demikian, dia juga mengutip pernyataan Jokowi usai meresmikan Masjid At-Taufiq di depan Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta. Saat itu Jokowi mengatakan, hal yang lumrah jika dalam sebuah keluarga ada perbedaan pandangan.

"Pak Jokowi pada saat itu mengatakan begini, 'Ibu Mega bagi saya sudah seperti ibu sendiri, hubungan kami seperti anak dan ibu. Saya sangat menghormati beliau apalagi kepemimpinannya yang sangat tegas'," ujar Basarah.

"Saya 15 tahun membantu Bu Mega di DPP partai dan hubungannya dengan Pak Jokowi selama dua periode ini, itu tidak pada hal-hal yang sifatnya prinsip, soal ideologi Pancasila misalnya, kapan hari lahirnya Pancasila, Pak Jokowi Bu Mega sepakat," kata Wakil Ketua MPR itu.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler