Gibran Ungkap Reaksi Prabowo Setelah Tahu Dirinya Dipanggil Hasto

Gibran mengaku tak kapok bertemu tokoh sekaliber Prabowo Subianto.

Republika/Alfian
Prabowo bertemu Gibran dan relawan Jokowi di Angkringan Omah Semar pada Jumat pekan lalu. Buntut pertemuan itu, Gibran dipanggil oleh DPP PDIP terkait dukungan relawan Jokowi kepada Prabowo. (ilustrasi)
Rep: Muhammad Noor Alfian Choir Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Wali Kota Solo Gibran Rakabuming membebankan bagaimana reaksi ketua umum Gerindra Prabowo Subianto usai dirinya dipanggil ke DPP PDIP di Jakarta, Senin (23/5/2023) kemarin. Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut mengungkapkan bahwa Prabowo sempat terkejut ketika mengetahui pemanggilan tersebut.

Baca Juga


"Reaksinya, wow kaget," katanya sambil bergurau, Senin (23/5/2023).

Gibran juga mengaku sempat berkomunikasi dengan Prabowo seusai pemanggilannya tersebut sebagai buntut dirinya mendampingi ketika bertemu dengan relawan Jokowi-Gibran. Ia juga mengungkapkan bahwa Prabowo sudah mengetahui bahwa dirinya dipanggil oleh DPP. 

"Saya itu berkomunikasi dengan semua orang, sudah tahu dipanggil (Prabowo)," katanya.  

Disinggung apakah dirinya kapok setelah bertemu dengan tokoh sekaliber ketua umum seperti Prabowo, Gibran mengatakan tidak. Ia juga mengatakan sebagai tuan rumah dirinya memang bertugas untuk mendampingi siapapun tokoh yang hadir di kota Solo. 

"(Kapok bertemu Prabowo) Enggak, semua orang kan saya terima, Pak Anies kita pengajian bareng dan lain-lain, nanti malam juga ada Pak Gubernur kan pasti kami terima, yang namanya tuan rumah juga gitu," ucapnya. 

 

 

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa hubungan Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri harmonis jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Hal tersebut disampaikannya untuk membantah adanya ketidaksamaan pandangan usai bertemunya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

Jelasnya, hubungan Megawati dengan Jokowi layaknya seorang ibu dan anak. Meskipun, ia mengeklaim adanya riak politik yang mencoba untuk memisahkan keduanya.

"Jadi itu ada riak-riak politik yang coba memisahkan antara Bu Mega dan Pak Jokowi, Pak Jokowi dan Bu Mega. Proyek-proyek politik yang mencoba memisahkan antara Bu Mega dengan Pak Jokowi," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin (22/5/2023).

"Tentu dinamika politiknya terjadi sejak tahun 2015, tetapi terbukti bahwa keteguhan di dalam hubungan kedua pemimpin itu kan mampu membiarkan berbagai skenario-skenario politik yang ingin memecah-belah," sambungnya.

Menurutnya, renggangnya hubungan antara Jokowi dengan Megawati hanyalah tafsiran politik dari luar saja. Padahal, hubungan keduanya disebut sudah matang sejak Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo.

"Pak Jokowi sendiri sudah menganggap bu mega seperti ibunya sendiri shg di dalam hubungan yg sudah dimatangkan sejak beliau menjadi wali kota, gubernur, dan kemudian menjadi presiden dua periode. Itu sudah hubungan yang sangat dalam," ujar Hasto.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler