Kasus Covid Arcturus Melonjak, Benarkah Pandemi Covid-19 Dapat Berakhir?

Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

retizen /Safira Aurellia Salsabila
.
Rep: Safira Aurellia Salsabila Red: Retizen
Situasi masyarakat terkini setelah pencabutan PPKM

Saat ini Covid-19 subvarian baru XBB 1.16 atau yang dikenal dengan nama Arcturus diduga menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Lalu, bagaimana dengan keputusan WHO terkait status berakhirnya kegawatdaruratan global untuk Covid-19 beberapa waktu lalu? Benarkah pandemi Covid-19 dapat berakhir?


Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa status kegawatdaruratan global untuk Covid-19 resmi berakhir pada Jumat (5/5). Berita ini tentunya menjadi kabar gembira bagi warga dunia, termasuk bagi masyarakat indonesia. Setelah melewati masa berat pandemi dalam tiga tahun belakangan ini, harapan dunia untuk dapat menjalankan kehidupan normal seperti sedia kala akhirnya terwujud. Namun, kegembiraan tersebut seketika memudar saat Kemenkes RI mengkonfirmasi bahwa adanya subvarian baru Covid-19 alias Arcturus yang dipastikan telah masuk ke Indonesia.

Subvarian Arcturus pertama kali diidentifikasi pada awal tahun 2023 dan mulai dipantau oleh WHO sejak bulan maret lalu. Sementara itu, di Indonesia lonjakan kasus Covid-19 subvarian Arcturus sendiri baru terjadi pada April lalu dengan kasus mencapai angka seribu per hari. Tercatat hingga pekan ini, telah terjadi kenaikan kasus baru sebanyak 1.902 kasus dengan total kematian sebanyak 21 orang.

Berakhirnya status kegawatdaruratan Covid-19 tidak berarti pandemi juga telah berakhir. Sampai saat ini, Covid-19 masih menjadi ancaman kesehatan global yang membuat masyarakat harus bersiap untuk dapat hidup berdampingan dengan virus tersebut. Walaupun saat ini kita bisa melihat akhir dari pandemi, namun berakhirnya pandemi tidak dapat ditentukan melalui intervensi global yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Dicky Budiman, Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia bahwa indikator utama untuk akhir dari pandemi adalah modal imunitas publik dan adanya obat, vaksinasi, maupun terapi yang efektif.

Meskipun begitu, bukan berarti pandemi mustahil untuk berakhir. Sebagai masyarakat yang menginginkan kebebasan dari pandemi, kita dapat berupaya dengan cara tetap menjaga gaya hidup sehat, memakai masker di tengah kerumunan, serta mendapatkan vaksinasi yang sesuai anjuran yang diberikan. Oleh karena itu, meskipun masih ada kemungkinan muncul varian-varian baru Covid-19 lainnya kita tidak perlu merasa khawatir secara berlebihan.

sumber : https://retizen.id/posts/217763/kasus-covid-arcturus-melonjak-benarkah-pandemi-covid-19-dapat-berakhir
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler