Kenalan Baru di Medsos Mengajak Bertemu, Begini Cara Aman Meresponsnya
Anak perlu dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan berinternet secara sehat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat internet, Judith MS Lubis, mengingatkan pentingnya tindak pencegahan agar kasus remaja putri menjadi korban kejahatan teman yang dikenalnya dari media sosial (medsos) tidak terulang kembali. Kasus terbaru melibatkan anak Pj Gubernur Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo sebagai korban meninggal.
Judith mengatakan anak perlu dibekali dengan pengetahuan dan kemampuan berinternet secara sehat. Cara menggunakan internet sehat adalah tidak mudah membagikan data diri pada siapapun yang dikenal melalui dunia maya dan menyaring informasi sebelum mengunggahnya ke media sosial.
"Jangan terlalu mudah membagikan aktivitas, identitas diri, atau foto bahkan nomer ponsel kepada siapapun agar tidak disalahgunakan oleh pihak ketiga," ujar Judith ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (24/5/2023).
Selain itu, sebaiknya anak remaja juga tidak mudah menerima ajakan-ajakan yang datang dari media sosial. Jika ingin berjumpa dengan seseorang yang dikenal via media sosial, anak wajib didampingi orang dewasa dari keluarga dan pertemuan harus dilakukan di ruang publik untuk menjamin keselamatan.
"Jangan lekas setuju untuk bertemu siapapun yang dikenal dari sosial media sosial dan sekali lagi saat setuju bertemu wajib didampingi perwakilan keluarga, tidak sendirian," tutur Judith.
Judith juga mengingatkan anak remaja untuk tidak mengiyakan ajakan berkunjung ke rumah, indekos, atau hotel teman yang baru dikenal tersebut. Tak hanya itu, anak atau remaja wajib membangun komunikasi yang baik dengan ayah dan ibunya tentang siapapun yang akan ditemui dari dunia maya.
"Begitu juga dengan orang tua, sebaiknya membangun komunikasi baik dengan anak supaya mengetahui aktivitas media sosial anaknya," ujarnya.
Peran orang tua
Judith mengatakan, orang tua juga berperan untuk menjaga dan mengawasi anaknya dalam berinternet.
"Orang tua wajib mengetahui dan mengawasi media sosial yang dimiliki anak anaknya," ujar Judith yang merupakan founder Masyarakat Anti Fitnah dan Hoax.
Judith mengungkapkan banyak orang tua yang tidak menyadari anak anaknya membagikan foto-foto porno di media sosial akibat salah pergaulan. Hal ini wajib diantisipasi oleh para ayah dan ibu.
"Beberapa tahun lalu ada kampanye #janganbugildidepan kamera karena begitu marak foto-foto di media sosial yang disalahgunakan," kata Judith.