Hari Raya Waisak: Menelusuri Makna di Balik Ribuan Langkah Para Biksu

Thundong merupakan saah satu ritual keagamaan Buddha, proses perjalanan religi menempu jarak ribuan kilometer dengan berjalan kaki.

retizen /
.
Red: Retizen
Para biksu sampai di Karawang, Jawa Barat (Sumber: instagram.com/youngbuddhistassociation)

Waisak tahun ini jatuh pada tanggal 4 Juni 2023. Waisak sendiri adalah hari raya umat Buddha, yang mana berarti hari minggu adalah hari dimana umat Buddha merayakan waisak. Perayaan hari raya waisak dilakukan untuk memperingati Trisuci Waisak: kelahiran, penerangan agung, dan kematian Budha Gautama. Perayaan waisak di Indonesia identik dengan ritual suci dan doa bersama yang dilakukan di Candi Borobudur, Jawa Tengah. Tahun ini masyarakat Indonesia dikejutkan dengan ritual menarik dari para biksu yang akan merayakan hari raya waisak.


Diketahui 32 orang biksu yang berasal dari Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia melakukan perjalanan jauh dari Thailand sampai Indonesia dengan berjalan kaki. Perjalanan jauh yang dilakukan para biksu ini dikenal dengan nama ritual Thundong yang merupakan salah satu ritual keagamaan Buddha. Ritual Thundong yaitu proses perjalanan religi dengan menempuh jarak ribuan kilometer dengan berjalan kaki. Tujuan pelaksanaan ritual Thundong sendiri adalah untuk membangun rasa persaudaraan dan perdamaian umat manusia di dunia. Pada setiap titik pemberhentian, para umat Buddha atau umat agama lain dapat memberikan bantuan kepada biksu, seperti memberikan makanan, minuman, dan lain sebagainya.

Perjalan para biksu ini dimulai sejak tanggal 25 Maret 2023, berangkat berjalan kaki dari Nakhon Sri Thammarat, Thailand. Perjalanan dilanjut hingga ke perbatasan Malaysia-Singapura, perjalanan laut ini dilakukan dengan menggunakan kapal laut dan lanjut berjalan kaki lagi hingga mencapai perbatasan Singapura-Indonesia. Setelahnya, para biksu lanjut berjalan kaki sampai ke Batam, Indonesia. Untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta, para biksu tersebut diterbangkan menggunakan pesawat yang mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Diketahui perjalanan para biksu sudah sampai di Tegal

Selain ritual Thundong, proses ibadah, dan doa. Para umat Buddha akan melakukan acara festival lainnya seperti menerbangkan lampion yang juga akan dilaksanakan di Candi Borobudur oleh umat Buddha sebagai simbolis rasa bahagia, syukur serta harapan untuk semua doa agar terwujud.

sumber : https://retizen.id/posts/218196/hari-raya-waisak-menelusuri-makna-di-balik-ribuan-langkah-para-biksu
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler