Ini Pidato Kemenangan Erdogan

Erdogan menyatakan, pemenang dalam pemilihan umum adalah seluruh warga Turki.

AP
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memenangkan pemilu putaran kedua. Ia memperoleh suara 52,16 persen
Rep: Dwina Agustin Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan, pemenang dalam pemilihan umum adalah seluruh warga Turki. Dia kembali memimpin negara itu setelah lebih dari 20 tahun berkuasa.

"Semua 85 juta warga kami adalah pemenang pemilihan 14 Mei dan 28 Mei," kata Erdogan dalam pidato kemenangannya dari Istanbul pada Ahad (8/5/2023).

Menurut laporan yang diakses di Dewan Pemilihan Tertinggi (YSK) Turki pada Senin (29/5/2023) pagi, sebanyak 99.85 persen suara telah dihitung. Erdogan saat ini memimpin pemilihan presiden dengan 52,16 persen suara. Sementara kandidat oposisi Kemal Kilicdaroglu memiliki 47,84 persen.
 
"Kami mengatakan, 'Kami akan menang dengan cara yang tidak akan ada yang kalah.' Jadi satu-satunya pemenang hari ini adalah warga Türki. Tanpa mengorbankan demokrasi, pembangunan, atau tujuan kita, kita sekarang telah membuka gerbang Abad Turki, tetapi kita membukanya bersama," kata presiden pejawat itu dikutip dari Anadolu Agency.

Dalam kesempatan itu, Erdogan meminta warga bersama-sama mewujudkan mimpi dan semangat semua sektor negara itu. "Dari laki-laki dan perempuan, dari tua dan muda, serta dari karyawan dan pensiunan,” ujarnya.

Pada putaran pertama pemilihan 14 Mei, tidak ada kandidat yang memenangkan 50 persen suara yang disyaratkan, meskipun Erdogan memimpin dengan 49,52 persen. "Kami telah menyelesaikan pemilihan presiden putaran kedua dengan dukungan bangsa kami," kata Erdogan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada rakyat Turki.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada setiap anggota bangsa kita yang sekali lagi menyampaikan kepada kita tanggung jawab untuk mengatur negara selama lima tahun ke depan," ujar Erdogan.

"Tidak ada yang bisa memandang rendah bangsa kita, menghina rakyat kita. Itu tidak bisa menyeret anak muda kita ke dalam kegelapan mereka sendiri yang luar biasa. Tidak ada yang bisa menuding Turki," katanya.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler