Ketika Rasulullah SAW Sampaikan Bahayanya Dajjal dalam Pidato Gerhana Matahari
Dajjal akan muncul kelak sebagai pertanda datangnya kiamat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam mengajarkan jika fenomena alam serupa gerhana merupakan bentuk kekuasaan Allah SWT. Pada zaman hidupnya Nabi Muhammad SAW, terjadi gerhana yang bertepatan dengan kematian putra beliau, Ibrahim.
Muncul rumor yang mengatakan jika peristiwa gerhana disebabkan kematian tersebut. Rasulullah SAW keluar dari rumahnya menuju masjid dengan cemas sambil menarik selendang/sarungnya ke bagian atas.
Ketika itu, gerhana matahari tengah terjadi pada pagi hari setinggi dua atau tiga anak panah. Nabi Muhammad SAW pun maju dan menunaikan sholat sebanyak dua rakaat. Pada rakaat pertama, beliau membaca surah al-Fatihah dan satu surat yang panjang dengan jahr (keras).
Beliau kemudian rukuk dengan memperpanjangnya. Setelah itu, mengangkat kepala (bangkit dari rukuk) sambil membaca "Sami'a llahu liman hamidahu. Rabba na walakal hamdu".
Beliau kembali berdiri dengan lama, tetapi lebih singkat ketimbang berdiri pada posisi yang pertama.
Beliau membaca surah dan melanjutkan dengan rukuk dengan memperlama masa rukuknya, tetapi lebih pendek dari rukuk pertama.
Beliau pun mengangkat kepala dari rukuk kemudian sujud dengan lama. Nabi SAW pun melakukan hal sama pada rakaat yang lain sebagaimana apa yang beliau lakukan pada rakaat pertama.
Pada setiap rakaat, terdapat dua kali rukuk dan dua kali sujud. Lengkaplah dalam dua rakaat terjadi empat kali rukuk dan empat kali sujud.
Baca juga: 7 Daftar Kontroversi Panji Gumilang Pimpinan Al Zaytun yang tak Pernah Tersentuh
Di dalam sholatnya, Nabi SAW diperlihatkan surga dan neraka. Rasulullah pun berkeinginan untuk mengambil setangkai (buah) buah dari surga yang akan beliau perlihatkan kepada mereka. Beliau juga diperlihatkan seorang perempuan yang dikoyak-koyak kucing karena mengikatnya hingga mati kelaparan dan kehausan.
Beliau pun melihat Amr bin Malik menarik ususnya di neraka. Amr disebut sebagai orang yang pertama mengubah agama Nabi Ibrahim.
Beliau pun melihat seorang pencuri jamaah haji yang sedang disiksa. Rasulullah SAW lantas mengakhiri sholatnya lantas berkhutbah di hadapan para sahabat dengan penuh makna.
إن الشَّمس و القَمَر آيتانِ مِنْ آيَاتِ الله لاَ تنْخَسِفَانِ لِمَوتِ أحد. وَلاَ لِحَيَاتِهِ. فَإذَا رَأيتمْ ذلك فَادعُوا الله وَكبروا وَصَلُّوا وَتَصَدَّ قوا ثم قال: ” يَا أمةَ مُحمَّد ” : والله مَا مِنْ أحَد أغَيَرُ مِنَ الله سُبْحَانَهُ من أن يَزْنَي عَبْدُهُ أوْ تَزني أمَتُهُ. يَا أمةَ مُحَمد، وَالله لو تَعْلمُونَ مَا أعلم لضَحكْتُمْ قَليلاً وَلَبَكَيتم كثِيراً
"Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena meninggalnya seseorang dan tidak pula karena kelahiran seseorang. Jika kalian melihat kejadian tersebut, berdoalah kepada Allah. Agungkanlah Allah, shalatlah dan bersedekahlah, wahai umat Muhammad. Demi Allah, tidak ada seorang pun yang paling cemburu daripada Allah kala (menyaksikan) hamba-Nya berbuat zina atau budaknya hendak berbuat zina. Wahai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (sekarang) niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis." Rasulullah pun mengungkapkan prediksi keadaan umatnya pada masa depan.
ولَقدْ أُوحِيَ إليَّ أنَّكمْ تُفتَنُونَ في قُبورِكمْ ، مِثلَ أوْ قرِيبًا من فِتنةِ المسيحِ الدَّجالِ ، يُؤتَى أحدُكمْ فيُقالُ لهُ : ما عِلْمُكَ بِهذا الرجلِ ؟ فأمّا المؤمِنُ أوِ المُوقِنُ ، فيَقولُ : هوَ مُحمدٌ رَسولُ اللهِ ، جاءَنا بِالبيِّناتِ والهُدَى ، فأجَبْنا وآمَنّا ، واتَّبَعْنا ، هوَ مُحمدٌ ( ثلاثًا ) ، فيُقالُ لهُ : نَمْ صالِحًا ، قدْ علِمْنا إنْ كُنتَ لَمُوقِنًا به ، وأمَّا المنافِقُ أو المُرتابُ ، فيَقولُ : لا أدْرِي ، سمِعتُ الناسَ يَقولونَ شيئًا فقُلتُهُ
"Sungguh telah diwahyukan kepadaku bahwa kalian akan diuji kala berada di kubur atau mendekati siksaan Dajjal. Salah seorang dari kalian didatangi (malaikat) lalu ditanyakan: 'Apa pengetahuanmu terkait dengan lelaki ini (yaitu Muhammad)? Jika ia seorang mukmin atau beliau menyatakan orang yang yakin—niscaya ia akan menjawab, 'Muhammad utusan Allah. Ia datang kepada kami dengan membawa petunjuk dan penjelasan.' Maka kami menerima seruannya dan kami beriman kepadanya serta mengikutinya.
Baca juga: Mualaf Lourdes Loyola, Sersan Amerika yang Seluruh Keluarga Intinya Ikut Masuk Islam
Lantas disampaikan padanya: Tidurlah dengan tenang, sebab sungguh kami telah mengetahui bahwa engkau benar-benar beriman.' Sedangkan orang munafik atau orang yang ragu-ragu, niscaya ia menjawab: 'Aku tidak tahu, aku dengar orang-orang menyatakan sesuatu, maka aku pun mengatakannya (sebagaimana yang mereka katakan).” (HR al-Bukhari no 1053 Kitab al-Kusuf).
Pada riwayat yang lain, Nabi SAW dalam khutbahnya pada sholat Khusuf juga bersabda, "… Kiamat tidak akan terjadi hingga (ditandai dengan ) keluarnya tiga puluh orang pendusta, yang terakhir kali munculnya adalah seorang yang buta, yaitu Dajjal. (Ciri-cirinya buta matanya yang sebelah kiri seperti mata yang dimiliki Abu Tahya. Ia adalah seorang yang telah berusia lanjut dari kaum Anshar yang tempat tinggalnya berada di antara rumahnya dengan kamar Aisyah).
Dajjal saat akan keluar (muncul di tengah-tengah manusia) niscaya dia meng aku sebagai Tuhan. Barang siapa beriman kepadanya, membenarkan dan mengikutinya niscaya amal kebajikannya yang telah lampau tidak memberikan kemanfaatan sedikit pun. Dan, barang siapa yang mengingkari dan mendustakannya, niscaya tidak akan disiksa dengan sebab amal keburukannya yang telah lalu.
Dajjal itu akan muncul di seluruh pelosok dunia kecuali di Tanah Haram dan Baitul Maqdis. Kehadiran mereka (Dajjal dan pengikutnya) meng hadirkan keguncangan dengan guncangan yang dahsyat. Kemudian Allah Ta'ala dan para tentara-Nya membinasakan dan menghancurkannya sampai-sampai fondasi dinding." (Dikutip dari buku Fiqih Sholat karangan Ibnul Qayyim al-Jauziyyah terbitan Pustaka as-Sunnah, 2011).