Dolar Menguat Didorong Pertumbuhan Jumlah Pekerjaan AS yang Kuat

Indeks dolar naik 0,43 persen menjadi 104,0065 pada akhir perdagangan Jumat.

Republika
Uang dolar AS. Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (2/6/2023) setelah data penggajian non-pertanian Mei menunjukkan jumlah pekerjaan melonjak. Sementara, para pedagang mempertimbangkan manfaat dari Federal Reserve AS yang mungkin melewatkan kenaikan suku bunga bulan ini.

Baca Juga


Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,43 persen menjadi 104,0065 pada akhir perdagangan.

Data yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa gaji di sektor publik dan swasta meningkat sebesar 339.000 pada Mei, lebih baik dari perkiraan pasar sebesar 190.000 dan menandai pertumbuhan pekerjaan positif selama 29 bulan berturut-turut.

Peluang untuk kenaikan suku bunga Federal Reserve pada Juni juga meningkat setelah laporan pekerjaan. Pedagang secara singkat menilai peluang sekitar 38 persen untuk kenaikan lain sebesar 25 basis poin sebelum probabilitas turun kembali menjadi sekitar 26 persen, menurut data CME Group.

"The Fed telah menyudutkan diri mereka sendiri dengan pernyataan terbaru tentang perlunya mengambil jeda, dan kemudian mungkin melihat untuk menaikkan (suku bunga) pada Juli, dan saya pikir mereka akan menyesalinya setelah angka gaji non-pertanian hari ini," kata Paresh Upadhyaya, direktur pendapatan tetap dan strategi mata uang di Amundi AS.

Pasar bereaksi positif setelah laporan ketenagakerjaan, dengan Dow Jones Industrial Average naik lebih dari 400 poin di awal perdagangan.

Sementara itu, dolar AS mengalami dua pembalikan, awalnya naik dan kemudian menarik kembali semua kenaikannya setelah rilis data. Dolar kemudian bangkit dari titik terendahnya, naik kembali.

Indeks dolar AS diperkirakan akan mengalami penurunan dalam jangka pendek pada Juni dan investor dapat menggunakan penurunan tersebut untuk memposisikan reli lainnya, menurut catatan oleh ahli strategi dengan Bank of America Global Research pada Jumat (2/6/2023).

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,0713 dolar AS dari 1,0761 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2453 dolar AS dari 1,2526 dolar AS pada sesi sebelumnya.

Dolar AS dibeli 139,9190 yen Jepang, lebih tinggi dari 138,8330 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9085 franc Swiss dari 0,9060 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3430 dolar Kanada dari 1,3447 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,8007 krona Swedia dari 10,8163 krona Swedia.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler