Warga Tasikmalaya Pasang Spanduk Soal Tuyul, MUI Ingatkan Perkuat Ibadah

Spanduk soal tuyul itu dipasang di wilayah Nagarasari, Kota Tasikmalaya.

Republika/Bayu Adji P
Seorang warga Kampung Burujul 1, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, memasang spanduk soal tuyul karena serin
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, mengingatkan warga untuk memperkuat ibadah dan sedekah. Hal itu menanggapi adanya warga yang memasang spanduk soal tuyul di Kampung Burujul 1, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya.


Spanduk tersebut dipasang seorang warga yang merasa kesal karena sering kehilangan uang. Spanduk berukuran sekitar satu kali dua meter itu menyindir pengguna tuyul agar sadar.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Umum MUI Kota Tasikmalaya KH Aminudin Bustomi menjelaskan soal manusia dan jin, sebagai ciptaan Allah. “Pertama, Allah menciptakan makhluk jin dan manusia. Jin ada yang taat beribadah, termasuk manusia pun ada. Yang tidak (taat beribadah) pun ada, kan begitu,” kata dia kepada Republika, Sabtu (3/6/2023).

Menurut Kiai Aminudin, isu soal seseorang menggunakan tuyul untuk mendapatkan uang bukanlah hal baru. Kabar soal hal itu sudah menjadi suatu cerita di tengah masyarakat. 

“Ini sebenarnya bukan fenomena baru ya, itu memang ada. Cuma, hanya akan berani kepada orang-orang yang memang masih antara ibadah dan maksiatnya masih seimbang, kekhusyukannya masih dipertanyakan,” ujar Kiai Aminudin.

Sebagai Muslim, Kiai Aminudin mengatakan, warga mesti percaya hal gaib itu ada. Namun, kata dia, bukan berarti menjadi ketakutan.

Untuk menghindari gangguan semacam itu, Kiai Aminudin mengingatkan warga untuk terus memperkuat akidah, ibadah, juga sering bersedekah. “Perbanyak tadarus,” ujarnya.

Soal uang, Kiai Aminudin mengatakan, masyarakat mesti diedukasi untuk menyimpan hartanya agar aman. Seperti di lembaga perbankan. “Ini mesti diedukasi masyarakat. Hemat kami, lebih safety di situ (bank),” katanya.

Hilang uang

Sebelumnya seorang warga di Kampung Burujul 1, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Euis (55 tahun), memasang spanduk agar pengguna tuyul sadar perbuatannya merupakan dosa besar. Spanduk itu dipasang di depan rumahnya.

Perempuan yang memiliki usaha warung itu memasang spanduk tersebut karena beberapa kali kehilangan uang. “Kejadian begini, kalau ada uang beras, buat belanja, sekitar Rp 1 juta, saat mau buat belanja hilang 100 ribu. Lalu besok lagi hilang lagi 100 ribu,” kata Euis, Sabtu (3/6/2023).

 

 

Euis juga mengaku pernah kehilangan uang untuk kebutuhan membayar pajak atau uang arisan. Padahal, kata dia, uang tersebut disimpan di dalam laci yang terkunci. Kuncinya pun selalu dibawa olehnya. “Kalau orang (yang mengambil) kan mungkin semua dibawa, tapi ini hanya Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu,” kata dia.

Kejadian kehilangan uang itu disebut bukan baru kali ini saja dialami Euis. Namun, kian kemari kejadiannya disebut makin sering. Euis mengaku pernah datang ke “orang pintar” dan katanya uang itu hilang diambil tuyul.

Euis pun mengaku pernah melihat sosok kecil dan hitam beberapa kali. Ia menduga sosok itu tuyul yang mengambil uang miliknya. Hingga akhirnya ia memasang spanduk. “Agar yang punya tuyul sadar,” katanya. 

 

Menurut Euis, setelah memasang spanduk itu, sejumlah tetangganya bercerita pernah kehilangan uang juga. Tetangganya juga mengaku sering mengalami kehilangan uang sekitar Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu. “Saya pasang spanduk ini agar yang punya (tuyul) sadar. Itu kan dosa,” kata Euis.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler