AS: Rusia Gagal Tunaikan Kewajiban Perjanjian Senjata Nuklir New START

AS menilai penangguhan New START yang diakui Rusia tidak sah secara hukum.

Mikhail Klimentyev, Sputnik, Kremlin via AP
Amerika Serikat (AS) mengkritisi keputusan Rusia menangguhkan keterlibatannya dalam New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) sejak Februar
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengkritisi keputusan Rusia menangguhkan keterlibatannya dalam New Strategic Arms Reduction Treaty (New START) sejak Februari 2023 lalu. Karena penangguhan itu dilakukan secara sepihak, Washington menilai, Moskow telah banyak melanggar ketentuan New START.

“Penangguhan New START yang diakui Rusia tidak sah secara hukum. Akibatnya Rusia tetap terikat oleh kewajiban New START dan melanggar perjanjian dengan gagal memenuhi banyak kewajiban tersebut,” kata Departemen Luar Negeri (Deplu) AS dalam lembar fakta yang dirilis pada Kamis (1/6/2023).

Menurut Deplu AS, Rusia tidak mengizinkan mereka melakukan kegiatan inspeksi sejak Agustus tahun lalu. “Rusia belum memberi tahu AS tentang niat apa pun untuk mengirim tim inspeksi Rusia ke AS sejak 25 Februari 2020,” ungkap Deplu AS dalam lembar faktanya.

Sebagai balasan atas tindakan Moskow, AS tidak akan lagi mengiformasikan kepada Rusia tentang persenjataannya kepada Rusia, termasuk rudal balistik antarbenua dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam. Selain itu AS juga akan memblokir inspeksi di wilayahnya yang diatur atau diizinkan dalam perjanjian New START. Washington bakal mencabut visa yang diterbitkan untuk inspektur New START Rusia dan menolak permohonan visa sejenis.

Pada Februari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan menangguhkan partisipasi negaranya dalam perjanjian New START. “Saya harus mengatakan hari ini bahwa Rusia menangguhkan keikutsertaannya dalam New START. Saya ulangi, bukan menarik diri dari perjanjian, tidak, tapi hanya menangguhkan keikutsertaannya,” kata Putin saat memberikan pidato kenegaraan di Majelis Federal Rusia, 21 Februari 2023 lalu, dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.

Putin menekankan, sebelum kembali ke diskusi tentang isu melanjutkan tugas sebagai bagian dari New START, Rusia harus memahami dirinya sendiri, terutama terkait apa yang diperebutkan oleh negara anggota NATO seperti Prancis dan Inggris serta bagaimana persenjataan strategis mereka diperhitungkan. “Dengan kata lain, potensi serangan keseluruhan dari aliansi tersebut,” ujar Putin.

New START adalah perjanjian kontrol senjata yang dijalin Rusia dan AS sejak 2010. Masa aktifnya seharusnya berakhir pada 5 Februari 2021, tapi kedua negara sepakat memperpanjangnya. Perjanjian itu melarang kedua negara mengerahkan lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir, membatasi rudal, dan pembom berbasis darat serta kapal selam yang mengirimnya.

Sebelumnya AS dan Rusia juga terikat dalam perjanjian Intermediate-range Nuclear Forces (INF). Perjanjian itu bubar setelah kedua negara saling tuding melanggar poin-poin kesepakatan. INF ditandatangani pada 1987. Ia melarang Washington dan Moskow memproduksi dan memiliki rudal nuklir dengan daya jangkau 500-5.500 kilometer.


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler