Tim MUI akan Klarifikasi Langsung ke Al Zaytun, Hasilnya akan Sama? Ini Kata Prof Utang
Tim MUI akan melakukan kunjungan ke Al Zaytun Indramayu
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui tim bentukannya akan melakukan kunjungan langsung ke Pesantren Al-Zaytun Indramayu. Kunjungan ini dalam rangka untuk mencari informasi dan mengkaji ajaran yang diterapkan di Pesantren Al-Zaytun termasuk menglarifikasi langsung ke Syekh Panji Gumilang.
Ini bukanlah kunjungan pertama yang dilakukan otoritas terkait, baik dari masyarakat atau pemerintah ke Al-Zaytun. Sebelumnya, kunjungan bahkan dilakukan langsung oleh Suryadharma Ali yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Agama RI pada 2011 lalu.
Kunjungan Menag saat itu mendapatkan nyinyiran dari eks anggota NII KW9, Imam Supriyanto. Yang menurutnya, Panji Gumilang merupakan sosok yang pintar seperti kancil.
Blusukan Menag tidak akan menghasilkan apapun, karena Al-Zaytun sangat pandai dalam menyembunyikan identitas aslinya dari pihak luar, terutama bersembunyi di balik lagu Indonesia raya.
Republika.co.id mencoba menanyakan apakah tidak ada cara selain kunjungan formal ke Al-Zaytun, yang dikhawatirkan kemungkinan hasilnya akan sama seperti sebelumnya, tidak banyak mendatangkan hasil.
Menanggapi kekhawatiran tersebut, Ketua MUI Bidang Pengkajian dan Penelitian Prof Utang Ranuwijaya mengatakan, bahwa kunjungan itu adalah salah satu cara tim peneliti dalam mengkonfirmasi isu-isu yang muncul terkait Al-Zaytun, mengkonfirmasi langsung dengan pendirinya.
Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini
Namun sebelum itu, kata dia, tim juga sudah mendapatkan banyak informasi dari para mantan guru maupun mantan santri.
“Iya jadi kita juga tidak hanya meneliti langsung ke Al-Zaytun, tapi kita juga banyak menerima masukan dari banyak pihak tentu saja, jadi bukan satu-satunya sumber informasi atau data yang kita peroleh dari Al-Zaytun secara langsung, tapi juga ada data-data lain, termasuk misalnya dari para mantan yang mengaku mantan NII KW9, dari mantan guru atau mantan santri, mantan wali yang memang mereka memberikan informasi kepada tim, mereka juga bertemu dengan tim. Jadi ini nanti semacam kroscek secara apa yang didapat dari para mantan itu dengan apa yang didapat di Al-Zaytun,” paparnya, Selasa (6/6/2023).
Termasuk juga hasil penelitian dari tim MUI sebelumnya yang diketuai oleh KH Ma'ruf Amin. Menurutnya, temuan MUI saat itu juga menjadi data panduan bagi tim peneliti saat ini.
“Iya itu tentu saja menjadi bagian bahan yang tentu menjadi panduan tim juga, untuk dibaca dulu, ditelaah hasil temuan penelitian dan kajian yang lalu 2002 itu, kemudian tim mengharapkan update data yang lebih lengkap dari berbagai sumber,” terangnya.