3 Jenis Dusta yang Diharamkan dalam Islam, Ini Penjelasannya
Dusta merupakan perbuatan tercela yang dilarang agama
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT melarang tegas perbuatan berdusta dan mereka yang senang berdusta berarti seorang munafik.
Berdusta sendiri merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan kenyataannya, baik melalui kata-kata yang dilebih-lebihkan, dikurang-kurangi, yang biasanya dengan tujuan untuk keuntungan pribadi dengan cara menutupi kebenaran.
Allah SWT menyebut pendusta ini sebagai orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT:
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ “Sesungguhnya yang mengada-ngadakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS An Nahl ayat 105).
Dikutip dari buku Para Musuh Allah, Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat karya Rizem Aizid menyebutkan macam-macam dusta yang dilarang atau diharamkan menurut syariat.
1. Berdusta atas nama Allah SWT dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW telah memberi peringatan kepada orang yang melakukan dusta jenis pertama ini dalam sabdanya:
مَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ "Barang siapa sengaja berdusta atas namaku maka tempat kembalinya adalah api neraka." (HR Bukhari dan Muslim).
Adapun salah satu contoh berdusta atas nama Allah SWT adalah sengaja menafsirkan Alqur’an dengan mengikuti hawa nafsu belaka. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam surat Al Anam ayat 144. Allah SWT berfirman:
فَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا لِيُضِلَّ النَّاسَ بِغَيْرِ عِلْمٍ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ "Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan orang-orang tanpa pengetahuan? Sesungguhnya, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS Al An'am ayat 144).
2. Berdusta dengan menampakkan keimanan di hadapan manusia. Dusta jenis kedua ini merupakan ciri utama orang munafik. Betapa tidak, di mulut ia berkata A tetapi di dalam hati berkata B.
Nah, yang termasuk dusta jenis kedua ini seperti menampakkan kebaikan dan ketakwaan di hadapan orang lain. Mengaku beriman kepada Allah SWT dan mengakui risalah Rasul-Nya, bersumpah atas nama-Nya, padahal hatinya kufur (mengingkari).
Allah SWT menjelaskan tentang dusta jenis kedua ini dalam surat al-Munafiqun ayat 1. Allah berfirman:
إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ
"Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata, 'Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta." (QS Al Munafiqun ayat 1).
Baca juga: Terpikat Islam Sejak Belia, Mualaf Adrianus: Jawaban Atas Keraguan Saya Selama Ini
3. Berdusta kepada orang lain. Adapun dusta jenis ketiga adalah dusta yang berhubungan dengan sesama manusia. Contohnya, mengabarkan dan membicarakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan. Dusta jenis ketiga ini akan merugikan dan bahkan berpotensi menyesatkan orang lain.
Balasan bagi para pendusta yang pertama sudah jelas, yakni dimusuhi Allah SWT dan Rasul-Nya. Selain itu, para pendusta juga akan mendapat laknat-Nya dan di akhirat akan diceburkan ke neraka.
Oleh karena itu, hindarilah dusta agar Anda tidak masuk dalam kategori orang yang menjadi musuh Allah SWT pada hari kiamat. Bahkan, meski dusta itu dilakukan untuk guraun sekalipun. Rasulullah SAW bersabda:
وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ، وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ "Celakalah orang yang berbicara kemudian berdusta untuk membuat tertawa manusia, celakalah ia, celakalah ia." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).